Duhai…
Sungguh aku tak pernah menemukan seorang pun
yang begitu rapi menyimpan perasaannya selain dia. Menyimpan rindu di dalam buku, mencipta
berpuluh puisi dalam diary, menyapa cinta di balik goresan pena.
Bagaimana mungkin dia bisa? Satu hari, dua hari,
tiga hari, seminggu, sebulan, setahun, bahkan bertahun-tahun dia menyimpan
perasaannya. Pembawaannya tetap tenang, teguh, dan berpendirian. Diary itu
menjadi saksi untuk setiap kisah cinta dan keluh kisah hidupnya.
Aku pun tidak mengerti. Apakah dia tidak punya rasa
cemburu? Atau perasaan marah dan juga sedih?
Entah.
Satu hal yang kutahu pasti. Kini diary itu
menjadi saksi bisu betapa dia begitu piawai menyembunyikan setiap gelagak
perasaan yang hinggap di hatinya. Memang terkadang dia terlihat berjalan hanya
bersama dunianya. Namun ternyata, dia menjadi orang yang paling teliti. Juga
menjadi orang yang paling memperhatikan apapun yang ada di sekitarnya.
Dia menjadi orang yang begitu rapi. Begitu rapi
menyimpan perasaannya.
0 komentar:
Posting Komentar