Eh tumben, kok ngebahas tentang
makeup? Hehe, iya. Diantara semua tulisan di blog ini yang kebanyakan isinya (curhat,
galauan, puisi, tips and trick, jalan-jalan) bahasan tentang make up memang belum
pernah saya bahas. Kenapa? Pertama, saya bukan beauty vlogger. Kedua,
pengetahuan saya tentang make up selain bedak dan lipstik masih cupu banget
karena baru tahu pas semester 6 ini. Ketiga, saya tidak terlalu make up addict.
Tapi tentu, saya tahu gimana cara memakainya.
Dibanding teman-teman saya yang
sudah pakai lama sama make up, mungkin saya cupu banget karena baru tahu make
up full itu sewaktu semester 6. Selama ini kemana saja? Dari SMP sampai SMA,
saya cuma pakai face wash, bedak bayi dan lipgoss. Saya sudah kenal lipgoss
karena bibir saya kering sekali, bahkan kalau cuaca lagi panas-panasnya bisa
sampai berdarah karena pecah-pecah. Sunblock? No at all. Kadang pakai hand
& body aja malas :D tapi pernah suatu ketika saya pakai day cream,
sebenernya dulu belum paham kalau day cream itu bagus buat mencegah penuaan
dini. Dulu alasannya, saya suka pakai day cream karena ada efek shimmer nya.
Jadi muka kaya ada kesan blink-blink seperti kenal glitter. Masuk kuliah sampai
semester 4, cukup pakai face wash, day cream, bedak two way cake, dan lipstick
warna nude.
Nah, barulah semester 5, entah
bagaimana saya jadi suka merawat kulit dengan berbagai masker. Waktu itu saya
lagi patah hati. Ahaha.. mungkin skincare menjadi salah satu heal stuffs bagi
saya saat itu. Dan saya setuju banget sih, make up itu jadi kekuatan dan energi
sendiri ketika kita beraktivitas. Lebih percaya diri, itulah yang saya rasakan.
Asal menyesuaikan acara dan tempatnya. Kurang pas kalau pergi ke kampus kalau
pake lipstik warna ungu. Btw, meski baru memakai itu semua di awal semester 6,
saya sudah kenal make up dari SMP. Pertama pakai saya langsung bisa karena
melihat Ibu yang sering dandan natural. Tapi untuk pakai ya pas semester 6. Tapi
penggunaan make up lengkap dengan foundation/BB cushion, maskara, eyeliner, bedak,
lipstik, blush on, concealer, bronzer dan teman-temannya tetap saya imbangi
dengan penggunaan skincare supaya wajah tetap sehat.
Alhamdulillah, rangkaiannya juga
lengkap mulai dari cleansing, facial wash, toner, essense/serum, moustorizer,
sampai sunblock. Ditambah peeling atau eksploiting seminggu dua kali atau pakai
masker atau lulur wajah organic yang jadi kesukaan saya. Bagi saya pengetahuan
itu penting karena skincare berguna banget buat muka kita. Saya aja baru tahu
kalau sunblock punya peran yang penting parah untuk mencegah kanker kulit. Semoga
ikhtiar merawat wajah bukan hanya untuk mempercantik penampilan sih, tapi juga
karena menjaga amanah dan mensyukuri nikmat punya wajah yang tidak kurang satu
apapun.
Okay, prolognya sudah terlalu
panjang. Jadi berapa sih budget make up perempuan?
Sebenarnya harga make up perempuan
itu mahal. Iya, mahal banget. Sekali beli skincare dan teman-temannya cukuplah
mencapai harga 500 sampai 700 ribu. Makanya saya nggak pernah beli sekaligus,
tapi mencicil satu persatu. Itu juga kalau saya gajian dari honor asisten.
Hehehe... Dengan harga segitu, biasanya sudah
all in, isinya ada day cream, night cream, foundation, lipstick, mascara, eye
liner, eye shadow, blush on, cleanser, dan tralala trilili lainnya (engga perlu
disebut satu-satulah ya, nanti laki-laki pusing, hehe). Harga setiap item
beda-beda, yang termurah ada di kisaran 30 ribu sementara yang termahal ada di
kisaran 150-200 ribu. Dan, ini yang paling penting: setelah selesai beli dan
bayar, biasanya perempuan suka sedih lihat struk belanjaan. Masalahnya, harga
yang perlu dibayar bisa setengah gaji saya. Hoho..
Terus, repot dong
kalau paska menikah nanti harus ngeluarin uang segitu untuk beli makeup
perbulan?
Nah! Ini yang
menarik. Sepengalaman
saya, setiap item make up itu biasanya lamaaaa banget habisnya. Rata-rata 3-4
bulan baru habis, dan bahkan ada juga sih yang 2-3 tahun belum habis (biasanya
eye shadow nih yang awet banget, sampai kayaknya sampai kapan-kapan juga engga
perlu beli lagi). Jadi, sekali beli memang mahal, tapi untuk berbulan-bulan.
Kalau setiap bulan beli terus mah atuh saya juga sebagai perempuan berat banget
ngeluarinnya, mending buat yang lain. Hehe.
Kamu, para laki-laki, boleh tanya
sama ibumu atau kakak perempuanmu tentang budget bulanan mereka, biasanya
budget make up itu per tiga bulan, bukan bulanan, apalagi harian. Karenaaa,
yang biasanya jadi pengeluaran rutinan adalah beli sayur ke pasar. Hehe.
Cheers!
Disclaimer: budget
make up seharga di atas adalah untuk pembelian yang sesuai kebutuhan, engga tau
deh kalau yang belinya sesuai keinginan bisa semahal apa jadinya. Kalau setiap
ingin beli, setiap penasaran beli, setiap ada yang baru beli. Kalau saya
alhamdulillah sudah taubat, pertama mahal. Kedua, make up juga bisa kadaluarsa.
Pokoknya, bahaya itu mah. Jangan deh! Bahaya dan menyedihkan, bro!
0 komentar:
Posting Komentar