Rabu kemarin seperti biasa saya ke tempat nongkrong kesayangan, Starbike. Kenapa saya sebut kesayangan? Saya merasa, istilah
filosopi kopi baru saya temukan di warung kopi ini. 2 bulan lalu, hampir setiap
hari saya kesini. Parah ya? Hahaha, emang iya sih. Tapi percayalah, semester 6
adalah semester-semester kritis yang dipenuhi keluhan, entah itu jenuh, stress,
tertekan, dan lain-lain. saya merasa kerasan ada di warung kopi ini. semua
baristanya kenal saya. well done, saking seringnya kesini saya dan ovie
dijuluki “sahabat starbike” haha, berasa kaya penonton dahsyat saya :D
Saya bukan pecinta kopi. Makanya
saya jujur, daripada menikmati kopi hanya sebagai properti, lebih baik saya
pesen chocolatte. Dengan lukisan bentuk hati yang (lebih) sering gagalnya
hahaha, saya selalu bilang ke baristanya “ya ampun bang, sama kopi aja aku
dikecewain :D”
Rabu malam kemarin, saya tidak ada
janji sama Ovie, tapi kebetulan saya ketemu Ovie disana. saya malah datang
bersama teman asrama saya. tanpa direncanakan, benar-benar impulsif. 10 menit
chat di grup, langsung otw. saya senang banget bisa ketemu sama teman saya,
hampir 2 tahun jarang ngobrol bareng. Intinya selalu menyenangkan berbicara
dengan orang yang berwawasan luas. saya pesan chocolatte seperti biasa dan dia pesan vietnam drip. oh ya, selain ada menu ala kafe seperti kopi dan
minuman, warung kopi ini juga menyediakan makanan. Bukan makanan berat seperti soto
bogor :p tapi cukup mengganjal kok. Yang pasti, selera kita semua selalu ada;
indomie polosan ataupun pake berbagai toping. Tapi, Rabu kemarin adalah hari
pertama saya datang bulan, jadi saya tidak nafsu makan saat itu.
Sebulan terakhir kesini, saya suka
banget sama dekor terbarunya. Bertema literasi kopi, saya makin betah
berlama-lama disana. apalagi kalau sama Ovie, pasti dia kuat sampai jam 2 pagi.
aroma buku dan kopi bikin betah berlama-lama sih. Oh ya, namanya baru berubah nih dari Starbike jadi Literasi Kopi.
Bagaimanapun, setiap sudut-sudut Starbike pernah menjadi saksi
dimana saya senang, dimana saya ngerjain tugas, ngerjain proposal, meriksa
tugas praktikan, curhat sama Bang Makky tentang galaunya saya tentang dosen
pendamping skripsi sampai nangis-nangis, bosennya saya berkuliah sampai sudah
bolos berhari-hari, juga di sudut kopi ini, saya kembali menyadari bahwa begitu
banyak cerita yang memaksa kita selalu
siap untuk “meninggalkan” ataupun “ditinggalkan”. Maklum ya, pengunjung warung kopi ini hampir dipastikan anak IPB dan kita semua sedang mengalami quarter life crisis.
Teks:
Putri Nabil
Foto:
@literasikopi2018
0 komentar:
Posting Komentar