Jiwaku sangat
sangat terguncang. Hatiku hancur. aku ingat kala itu, aku melupakan solat sunahku, aku
melupakan puasa senin kamis yang waktu kelas 9 rajin aku lakukan, bahkan
terkadang aku lupa melaksanakan salat fardhu. Yang membuatku sedih lagi,
ternyata aku tak memiliki semangat belajar lagi.
Pindah ke Ciamis
adalah suatu langkah besar untukku. Aku akan meninggalkan Depok, dimana selama
15 tahun, aku hidup dan berkembang disana. Dimana aku melewati masa masa
emasku, dimana aku belajar membaca dan menulis, dimana aku sangat mencintai
ilmu alam, melakukan direct method dalam belajar bahasa Inggris, dimana aku
memutuskan untuk berhijab, dll.
Aku takut
lingkungan baruku sama sekali berbeda. Dan yap, betul sekali. Disini memang
sangat sangat berbeda dengan Depokku. Awalnya aku mengalami culture shock, food
shock, weather shock, dll. Okey, aku akan membahas dari weather shock, aku tak
tau, suhu disini sangat dingin, mungkin sekitar 23-27° celcius berbeda sekali
dengan Depok yang suhu biasanya bisa mencapai 31° celcius. Oia, 2 hari sekolah,
aku langsung jatuh sakit loh, badanku demam waktu itu. Mungkin karena udaranya
yang berbeda. Maklumlah, di Ciamis ini aku memang tidak tinggal di pusat
kotanya, bisa mencapai 1,5 jam dari pusat kota. Tidak ada yang namanya macet,
polusi udara, dll. Beda banget kaya di Depok kan? Keluar gerbang sekolah,
langsung disambut asap knalpot alat alat transportasi umum.
Terus food
shocknya juga banyak banget. Karena waktu itu bulan bulan yang sangat
menyedihkan bagiku, aku sudah sangat jarang makan masakan Ibu. Kami selalu
membeli makanan jadi, seperti kentucky, nasi padang, mie goreng, telur dadar,
dan begitu seterusnya. Tapi semenjak aku di Ciamis, aku benar benar menemukan
makanan yang sangat sangat sederhana. Daging ayam sangat berbeda dan mie
gorengnya pun sangat berbeda rasanya. Hmmm,,,, aku jadi semakin kehilangan
nafsu makan. Karena itu berat badanku turun 2 kg.
Dan culture shock
tentu saja, pertama kali aku masuk ke sekolahku. Aku sangat sangat ingin
tertawa. Sekolahku yang sekarang benar benar berbeda dengan sekolahku yang
dulu. Aku memperhatikan anak anak yang akan menjadi teman temanku, aku amati
mereka dari ujung rambut hingga ujung kaki. “alayyyyy…..” teriakku dalam hati.
Pesimis. Rok ngatung, baju ngetat, sepatu warna warni, model jilbab kuda, tas
yang isinya pasti alat make up semua, dll.
Aku langsung
disambut dengan bahasa bahasa daerah, jawa dan sunda. Aku ga ngerti, ya udah
diem aja deh. Banyak anak laki-laki yang bener bener sok caper, dll. Ugh,
ngeselin deh, tapi ya aku ga punya pilihan lain selain sabar.
Oia, ketika aku
masuk ke kelasku. Aku langsung disambut dengan jabatan erat teman-teman baruku.
Lumayan lah mereka baik baik juga.
Siang itu, aku
menangis di hadapan ibu. Aku ingin pindah sekolah, aku gak tahan sama sekolah
baruku. Anak anak yang tidak serius, teman teman yang tidak satu visi dan misi
denganku, tak ada yang solat dhuha satupun, masjid antara laki laki dan
perempuan digabung, toilet dan kantin yang jorok dan baunya minta ampun. Aku ga
kuat ya Allah, aku ga kuat…. Aku ingin kembali ke greatest placeku ya Allah…
Malam ini…
Aku kembali
menangis, menumpahkan segala air mata
Sungguh seperti
terkena belati
Tak ada lagi
tempatku memohon
Kecuali padaMu,
Tuhan.
Engkaulah satu
satunya yang Maha Mendengar jeritan hati
Jeritan hati
hamba yang tersakiti
Tersakiti karena
tak mampu membangun angan dan citanya…
Ciamis, 30
Oktober 2012
0 komentar:
Posting Komentar