Sudah
pada buka puasa kan?
Pada buka pake apa nih? Aku sih lebih menyarankan kamu berbuka dengan yang
hangat-hangat ya, jangan dengan yang manis! karena biasanya manis diawal
seringkali berujung kepada pahit di akhir! ((ehhhh, gimanaaa??))
Ohhh
ya… Btw, aku lupaaa!!!!!
Selamat
berbuka puasa eaaaa, aha aha aha…
Aku
khawatir saja, diantara pembaca disini banyak yang sedang menjalani pacaran
ngenes sampai belum buka puasa gara gara belum diucapin “met buka eaa” sama
doinya. Wkwkwkwk…
Tulisan
ini terinspirasi dari membantu ibu di dapur sore tadi untuk mempersiapkan
makanan berbuka. Berkat tidak tidur tadi pula, aku memasak sambil mikir. Aku
yang kalo di Pangandaran masak air aja sampe gosong, terus jadinya kalo makan
ya dimasakin, nyuci (gak dicuciin), sahur dibangunin, dan jodoh (maunya
dicariin) yakaliiii… mau dong kalo dicariin mah :D, dan aku mikir-mikir lagi,
“gila, ya.. capek juga masak itu!”
Kalau
memasak, jujur deh… aku mah memang baru belajar setahun terakhir. Aku lebih
baik dan terampil dalam membuat kue dari pada memasak. Terus kalau beres beres
rumah mah, emang sudah dididik sama Ibu dari kecil meski aku baru lepas dari si
Bibi pas umur 15 tahun. Jadi, untuk beres-beres, nyuci baju, nyuci piring,
nyuci lantai, nyuci muka mantan insya Allah aku bisaa sejak beberapa tahun yang
lalu!!!
Tapi
kalo masak memang harus punya keterampilan sendiri deh.. ditambah airnya, terus
kapan harus masukin bumbu-bumbunya, nambahin gulanya, garemnya,
rempah-rempahnya… wahhh banyak deh, girls! Masukin bawang sama bumbu harus
duluan bawang dulu, terus harus sampai matang biar ga bau bawang ceunah mah kitu. Dan emang benar, kalo
salah tuh gak enak rasanya. Masih mending ga enak kalo malah ngeracunin orang
gimana?
So
well, aku kayaknya harus punya perhatian khusus di bidang masak memasak ini.
Dan aku sangat sangat menikmati, waktu memasak di bulan Ramadhan bersama ibu.
Aku jadi tau banyak resep masakan, yang akan sangat berguna sekarang dan tentu
ke depannya. Karena dengan masak memasak ini aku sebenarnya mempunyai maksud
terselubung dalam mencuri garis start lebih
awal supaya kelak bisa menjadi istri yang baik dan sholehah nanti :D
Karena
bayangin deh, girls?
Zaman
sekarang ini, banyak banget anak-anak gadis yang mulai menyalah arti kata
“emansipasi”. Apa itu emansipasi: menurut KBBI nih ya, emansipasi adalah; 1. pembebasan dari perbudakan; 2. persamaan hak dari berbagai aspek
kehidupan masyarakat (seperti persamaan hak kaum wanita dng kaum pria): Kartini adalah tokoh -- wanita Indonesia;
proses pelepasan diri para wanita dari kedudukan sosial ekonomi yg rendah atau
dr pengekangan hukum yg membatasi kemungkinan untuk berkembang dan untuk maju.
Emansipasi
memiliki makna yang tentu kalo disalahgunakan bakal bahaya nih. Emansipasi
memang ada tetapi itu bukan berarti kita menyalahi takdir dan kodrat kita
sebagai seorang perempuan.
Dulu
sekali, guru agamaku pernah bilang, mau seperti apapun seorang wanita, kita
sebagai perempuan tetap harus ada dalam kodrat “dapur, kasur, dan sumur.” Dan
itu benar adanya, aku paham sekali, istri-istri sholihah dan cerdas Rasulullah,
tak pernah protes dengan emansipasi, karena perempuan yang benar sholihah akan
menyadari dengan sendirinya, bahwa perempuan yang berpikiran cerdas dan merasa
telah mengemansipasi dirinya sendiri adalah perempuan yang tau kewajiban dan
haknya.
Ibu
juga pernah bilang, “setinggi apapun karir seorang perempuan, ke dapur kasur
dan sumurlah ia kembali.” Karena hangat dan dinginya sebuah rumah, bersih
tidaknya sebuah rumah, serta lapar dan kenyangnya suami dan anak-anak itu tugas
seorang Ibu.
Jangan
salah, loh. Ibu kita Kartini adalah contoh wanita sholihah juga. Dia menuntut
ilmu, bertukar pikiran dengan seorang Belanda tapi tak pernah lupa akan
fitrahnya. Dalam islam pun, meskipun wanita wajib berhijab, kodratnya
melahirkan dan menyusui, wajib berbakti sama suami, Allah ga pernah mengekang
muslimah untuk menuntut ilmu dan berprestasi.
Subhanallah
sekali yaaa Nabilaa, bahasanya sekarang berat kaya barbell :”))) hahahahaha
*pengen dong sekali kali nge-post yang bermanfaat*
Menyenangkan
memang diingati oleh pacar, apalagi pas bulan ramadhan seperti ini dengan kata
kata “Met Buka Eaa” “Met Saur Eaa” “Met Sholat Eaa” dan met met yang lainnya.
Kesannya memang tak pernah kesepian atau memang ada yang perhatian.
Atau
ngabuburit bareng, makan bareng di mall sambil ketawa ketiwi. Aku sudah ga
ingin seperti itu lagi sekarang, aku lebih senang di rumah karena bagiku waktu
adalah mata uang yang tak ternilai harganya.
Karena
sekarang, aku tak ingin hanya menjadi tempat singgah.Tapi aku ingin menjadi
rumah yang selamanya membuat orang betah.
Hal
ini pula yang membuatku paham kenapa Rasulullah sampai berhadist:
عن أبى هريرة رضي الله عنه قال : جاء رجل إلى رسول
الله ص م فقال : يا رسول الله ! من أحق بحسن صحابتى ؟ قال : "أمك" قال :
ثم من ؟ قال : " أمك" قال : ثم من ؟ قال :" أمك " قال : ثم من
؟ قال : " أبوك". رواه البخارى
Hadis
dari Abu Hurairah ra. Berkata : “Telah datang seorang laki-laki kepada Rasulullah”,
kemudian bertanya : “ Wahai Rasulullah”, siapa orang yang lebih berhak untuk
dihormati, Rasulullah menjawab : “ Ibumu”, kemudian bertanya lagi : “ kemudian
siapa”, Rasul menjawab : “ Ibumu” kemudian bertanya lagi: “ kemudian
siapa “, Rasul menjawab: “ Ibumu”, kemudian bertanya lagi : “ kemudian siapa “,
Rasul menjawab : “ Bapakmu “.
Selamat
mewarnai dunia, para calon Ibu! Mari menjadi hadiah terbaik bagi mereka yang
(diam-diam) mendoakan kita dalam sujud panjangnya! :)
0 komentar:
Posting Komentar