Bagaimana
rasanya mencintai seseorang dalam diam? Bertepuk sebelah tangan pula?
Ah, sendu
sekali prolog di atas. Tapi begitulah realitanya. Kenyataannya, segala yang
kita inginkan sering sekali datang terlambat atau tak jarang diganti dengan
yang lebih baik oleh sang Maha Kuasa.
Namanya
Adam. Sosok laki-laki yang begitu aku kagumi. Aku menganalogikan cintaku
kepadanya laksana mawar pink. Tau tidak apa makna dari mawar pink itu? Deep love. Kecintaan dan kekaguman yang
mendalam.
Adam baik
sekali kepadaku. Dia itu tipe laki-laki yang romantis dan sangat perhatian. Dia
sih selama ini menganggapku teman, aku pun seperti itu. Tapi rasanya hati tidak
bisa dibohongi. Rasa untuk Adam semakin lama semakin dalam. Parahnya bukan rasa
persahabatan, tapi rasa itu menjalar
menjadi cinta yang mendalam.
Kenapa aku
menamakan cinta itu mendalam? Hal ini kukatakan karena aku hanya mampu
menyimpan rasaku. Gila nya perasaan itu sudah tumbuh selama 7 tahun dan kian
lama kian mendarah daging dalam tubuhku.
Selama itu
pula, Adam tidak sendiri. Maksudku dia juga sempat memiliki pacar. Hahahaha…
coba bayangkan bagaimana perasaanku? Hancur pasti… sakit sudah tentu… tapi
bagiku kebahagiaan Adam adalah segalanya.
Faktanya,
saat Adam putus dengan perempuannya, aku loh yang ikut merasakan patah hati. Serius
nih. Rasanya seluruh tulang rusukku remuk. Persis seperti yang Adam rasakan
waktu itu. Waktu itu juga aku menangisi diri, ah seandainya Adam halal bagiku.
Sudah kuhapus air matanya, sudah kusodorkan bahuku untuknya, sudah kusiapkan jemariku
tuk menggenggam kuat kuat jemarinya, dan tentu sudah kusiapkan telingaku untuk
mendengar keluh kisahnya.
Aku
merasakan cinta yang berbeda saat mengenal Adam. Tak seperti laki-laki yang
pernah dekat denganku, aku merasa hanya dia yang mampu menggetarkan relung
hatiku yang terdalam.
Itulah
kenapa, sering kusebut namanya di sepertiga malam. Aku bukan mengharapkannya
menjadi jodohku. Sungguh keinginanku hanya satu waktu itu. Semoga Allah
menetapkan kebaikan untuk Adam dan keluarganya.
Ya habis
dia baik bangeeet! Seusiaku dia sampai ngasih hadiah yang menurutku wow
banget! 25 tangkai mawar pink. Romantis abis ya, tapi dulu aku cuma bisa
cengar-cengir waktu dikasih mawar pink itu. Sebenarnya dia ingin sekali
memberiku 100 tangkai bunga mawar pink, tapi uangnya tidak cukup. 25 tangkai
itu artinya forever yours sedangkan
100 tangkai bunga mawar pink artinya lebih dahsyat; I will always love you all days. Katanya dia sampai puasa 2 bulan.
Tau tidak kenapa dia memberiku mawar pink? Katanya aku lebih berharga dari apapun.
Buktinya aku mau jadi tempat sampah dia saat putus, sabar banget dengerinnya. Sejak saat itu aku sangat memfavoritkan mawar pink.
Kami pun beranjak
dewasa. 7 tahun berlalu, dia tetap mengirimiku mawar pink. Ah, perhatian
sesederhana itu mampu meluluh lantakan hatiku. Aku jatuh cinta kepadanya.
Dalam. Sedalam makna cinta si mawar pink.
Sampai
akhirnya kami harus berpisah. Aku menetap di Jakarta. Sedangkan dia harus bekerja di luar
Jawa. 6 bulan pertama, dia masih rutin mengirimiku mawar pink. Tapi bulan
berikutnya, mawar pink itu tak lantas datang ke rumahku? Selama itupun aku tak
mencoba menghubunginya. Aku terlalu malu untuk memulai. Dan dia tahu untuk itu.
Kemana si
mawar pink-ku? Bagaimana kabarnya?
Di tengah
kegundahanku, akhirnya aku mencoba melacak keberadaan Adam. Mulai dari akun social
medianya, hingga teman-teman terdekatnya. Hatiku hancur saat mengetahui apa
yang terjadi. Ternyata, di luar kota sana dia telah memiliki pacar.
Bukannya sudah biasa?
Ah, entah mengapa aku tersadar... Adam selama ini telah menyakitiku secara diam dan perlahan. Aku tersadar. Dan itu sangat terlambat. Aku terlambat mengetahui bahwa dia telah menyakitiku.
Bukannya sudah biasa?
Ah, entah mengapa aku tersadar... Adam selama ini telah menyakitiku secara diam dan perlahan. Aku tersadar. Dan itu sangat terlambat. Aku terlambat mengetahui bahwa dia telah menyakitiku.
Aku
mengetahui hal itu dari foto-foto yang diunggahnya di akun pribadi milik Adam.
Kenapa aku sampai tak tahu? Kenapa aku sampai terhanyut dalam keyakinan bahwa
hanya aku yang dicintai Adam?
Aku
menangisi dukaku. Kuperhatikan mawar-mawar diberikan oleh Adam sudah layu. Namun, tidak dengan perasaanku. Perasaanku
kian mendalam justru setelah aku disakiti Adam. Tapi aku juga membencinya.
Tidak! Aku
tidak yakin! Aku bertanya pada diriku sendiri; bisakah aku membencinya?
Sedangkan
perasaanku sudah sedalam makna mawar pink. Karena bagiku dia-lah mawar pink-ku.
Selamanya….
Bukankah
batas antara benci dan cinta sangat tipis? Bukankah sulit menghilangkan cinta
yang telah terpatri dalam dada?
(seperti yang diceritakan seorang teman
kepadaku)
0 komentar:
Posting Komentar