I am not strong enough…
Aku tidak
(cukup) kuat. Aku juga benci dikatakan sok motivator yang selalu dikomentari;
“Super!”
“Dahsyat!”
“Luar
biasa!”
Yes, i hate to do that.
Aku
menyadari sepenuhnya, aku tak terlahir dengan satu perasaan. Aku (pun) menyadari,
roda itu kadang berputar ke bawah. Kadang kala, kita merasa sedih, putus asa,
galau, dan berusaha menutup diri kita dari dunia luar, aku rasa itu wajar.
Aku juga
sering mengalami hal seperti itu. Kesedihanku semakin parah dan menjadi-jadi,
justru saat aku jauh dari kedua orang tuaku. Padahal, pada masa yang lalu, aku
begitu menikmati kesepianku.
Ketika
kesedihan itu muncul, entah saat kita patah hati, kita bertengkar dengan orang
tua, kita merasakan home sick, dan
lain-lain. Intinya kita sudah terlalu KECEWA dengan hal yang membuat kita sedih
tersebut. Kita lupa sama sekali dengan kebaikannya. Dan merasa menjadi manusia
paling malang
sedunia. Merasa selalu sepi di tengah keramaian.
Seperti
kutipan Buku Satu Keping;
“You don’t have anyone in the world at all. No
one there to console you let alone to hear you cry, but that’s just another
thing broken heart do. When you feel so, it’s just your broken heart doing what
is does best, making you feel littler and littler. So fail him. You are never
alone. Don’t let the sadness blind you. Look around and see your friends, your
family, and your cat. You are never alone”
Ingatlah,
bahwa itu hanya sugesti yang ditimbulkan oleh kesedihanmu. Memang kadang, kita
tak mampu melihat a bit light ketika
sedang seperti itu. Tapi jangan sampai kesedihanmu itu membutakan mata sehingga
kamu menyesal di kemudian hari.
Aku tau,
kadang dunia terlalu berat dan sulit di mengerti. Tapi, yakinlah… air matamu
terlalu berharga untuk dibuang dengan sia-sia. Melangkahlah, dan lihatlah
segala keajaiban di sekitarmu.
Terkadang,
kita boleh saja kehilangan kepercayaan terhadap diri kita sendiri, kepada
teman, kepada orang tua, atau bahkan pasangan? Tapi, jangan pernah kita
kehilangan kepercayaan kepada-Nya.
Karena Dia
begitu dekat. Jangan pernah lupakan kekuatan doa. Dia menunggu kita meminta dan
bersandar kepada-Nya.
So, don’t let the sadness blind you.
0 komentar:
Posting Komentar