Mataku enggan terpejam kala malam
tenggelam. Dan aku terperangkap di dalam. Menanggalkan luka pada cinta
diam-diam.
Lewat sajak kugambarkan luka rindu
yg membengkak. Lewat do'a kucoba mengejarmu meski harus merangkak.
Kelak, akan kau gapai. Seseorang
yg kau doakan. Menembus langit langit Tuhan. Percayalah. Jikalau bukan raga.
Semoga kau dapatkan jiwanya hidup tuk kau cintai selamanya.
Andai aku berjantung dua, akan
kutunggu dirimu sampai tak lagi berdetak kedua jantungku. Karna aku mencium
semerbak tulus cintamu, dan kudengar nyanyian hatinya yang setia selalu.
Kita tak perlu dua hati. Sebab
selamanya hati kita satu. Jiwa kita berpadu. Menggapai asa dan cinta bersama.
Menapak jalan penuh liku berdua. Selamanya....
Aku mampu karna kau ada. Kudengar
kau sebut namaku dalam do'a dan kau rangkul bahuku dengan cinta. Sungguh, aku
bahagia.
Aku tau. Lewat tulisan tulisan.
Meski bukan hanya tulisan yang menentukan, tapi setidaknya aku tau perasaanmu
masih hidup dan mampu untuk kucintai. Ah, melalui tulisan pula.. Aku tau kau
akan datang. Menghampiriku dan mewujudkan semua impian.
Senyumku terbentur layar ponsel
saat membaca pesan darimu. Kudoakan selalu, semoga bahagiamu bersamaku.
Selamat tertidur duhai engkau yang
memikat jiwa lewat kata. Aku tau, katamu lebih abadi disini. Di hati ini.
Semoga kata kata menjadi cerminan jiwa tuk membuat bidadarimu selalu terpana
dibuatnya.
Selamat tidur, Komandan hati!
Bangunlah dengan segar pagi nanti, perintahkanlah pasukan rindumu untuk sabar
menanti. Sekali lagi, selamat tidur, Komandan sejati.
(Setelah
disadur dari catatan Nada Cinta Penikmat Rasa , kolaborasi sajak rindu, oleh Leni Purnama Dewi dan Putri Nabil )
0 komentar:
Posting Komentar