Terus
terang, hari ini sebetulnya aku begitu malas melakukan sesuatu termasuk menulis
yang sebetulnya sangat penting kulakukan. Mungkin karena kadar hormon estrogen
dalam tubuhku sedang meningkat. Rasanya badanku begitu ngilu dan pegal-pegal.
Biasalah, tamu bulanannya kaum hawa.
Namun,
berhubung hari ini bertepatan dengan tanggal 2 Juli, aku sedikit memaksakan
diri untuk duduk tegak di depan laptop. Pasalnya 4 tahun lalu, tanggal 2 Juli
2011 adalah tanggal yang begitu bersejarah untuk diriku.
Tepat
tanggal 2 Juli 2011, aku memutuskan untuk berhijab. Entah mengapa, rasanya aku
ingin berhijab secepatnya.
Secepatnya?
Ya,
secepatnya. Karena aku berhijab bukan ketika pertama kali aku masuk SMA. Tetapi
tepat ketika aku duduk di kelas 3 SMP. Entah apa yang menyebabkanku keukeuh
ingin cepat-cepat berhijab, padahal Ibu pernah bilang, aku berhijab kelas 1 SMA
saja. Tapi mungkinkah hidayah itu masih ada dalam hati ketika aku memutuskan
untuk menundanya? Aku takut hidayah itu justru menghilang dan menjauh dariku. Aku
ingin buru-buru menjemput nikmat maha agung yang diberikan Allah kepadaku.
Aku
masih begitu ingat, ketika pembagian raport semester genap kelas 8. Semua temanku
menatap heran dan (tentu senang) dengan penampilan baruku. Aku berhijab. Dan sungguh,
aku sendiri-pun masih seperti bermimpi. Padahal, awal semester 4 kemarin,
melihat yang baru berjilbab saja kok rasanya “aneh”. Hmm, Allah memang Dzat
yang Maha Membolak-Balikan Hati.
Rasanya
cuma 3 bulan, untuk jatuh cinta pada jilbab, sedikit belajar, dan memutuskan
berjilbab. Sungguh, aku tidak bohong. Role modelku ketika memutuskan adalah Kak Pipit
, seorang muslimah cerdas yang kebetulan merupakan Alumni Al Azhar Cairo
University yang mampu menjawab dan mengusir keraguanku. Dan juga Kak Oki, jika
kalian mengenal Kak Oki baru-baru ini, sungguh aku sudah mengenal dirinya sejak
5 tahun yang lalu. Dan, 4 tahun belakangan ini tentu. Aku memang banyak mencari tokoh-tokoh hebat yang (tentu) pintar tapi berani mengambil keputusan berhijab disaat karirnya sedang cemerlang.
Siapa
yang sangka? Aku akhirnya berhijab karena mengetahui, tokoh-tokoh sholeh dan
sholehah yang lainnya itu pintar-pintar luar biasa. Aku iri sekaligus malu
kepada mereka. Mereka pintar, cantik karena muka mereka bersinar-sinar lantaran
sering berwudhu, dan point terpenting adalah mereka taat kepada Allah.
Hal
yang kusesali, dulu sekali sewaktu aku masih SD ketika melihat wanita berjilbab
besar, aku sering meledek dan mengolok-olok. Tapi sekarang aku begitu kagum dan
ingin seperti mereka. Dan aku baru tau, ternyata berhijab itu wajib. Ada
firmannya dalam Al-Quran. Aku semakin terpukau. Karena setelah berjilbab,
teman-temanku justru semakin banyak dan tambah sayang.
Aku
pun menyadari, ketika sudah berjilbab, tak serta merta membuatku sepenuhnya
berubah. Aku harus banyak belajar. Aku tidak bisa ketawa-ketawa sembarangan
lagi, dan lain-lain. Intinya aku bukan merubah karakter yang aku punya, karena bukankah
setiap muslimah dilahirkan memang dengan karakter berbeda? Muslimah itu laksana
pelangi yang hadirnya saling melengkapi. Tapi sejak berjilbab, aku tahu.. Allah
membenci hamba yang bersikap berlebihan.
Dengan
berjilbab pula, keteguhan dan kekuatanku semakin menguat. Aku pun sadar
betul, Allah tidak serta merta menganggapku sudah beriman setelah aku berhijab.
Ujian-ujian pun sering kali datang. Memporak-porandakan perasaanku sebagai
remaja berusia 14 tahun waktu itu. Tapi aku ingat pada firman Allah, bukankah
Dia tak menguji seorang hamba diluar batas kemampuannya? Bukankah setelah
kesedihan pasti ada kemudahan di depan sana?
Allah
begitu menyayangiku. Dan aku ingin sekali istiqomah memakai hijabku sampai
akhir hayat nanti. Allah betul-betul masih melindungiku, karena jujur kukatakan
selama 4 tahun berhijab, aku belum pernah sekalipun mengupload foto atau
memasang foto tanpa hijab di seluruh akun sosial media yang aku punya. Meski
memang aku belum bisa memakai jilbab yang besar dan lebar, tapi insyaAllah
jilbabku sudah menutupi dada.
Aku
tahu, Allah begitu memuliakan perempuan dan sungguh aku ingin mempersembahkan
bakti terbaikku untuk kedua orang tuaku. Aku ingin menjadi anak sholehah. Aku ingin mendoakan orang tuaku dan aku ingin doa-doaku di dengar Allah. Semoga Nabila bisa mensyurgakan Ibu dan Ayah kelak :") amiiiin ya Robbal alamin...
Doakan
Nabila tetap istiqomah ya, teman-teman! :)
2 komentar:
keep istiqamah sistaaaa :D jilbabmu, mahkotamu. :)
yes. indeed ukhti... my hijab is my crown. thank you :)
Posting Komentar