Sabtu, 07 Juli 2018 0 komentar

Semoga (ini) Yang Terakhir

Mungkin sudah sejak lama kita saling menyembunyikan perasaan dari satu sama lainnya. Entah perasaan apa. Yang pasti ada perasaan sedih yang tak ingin diketahui oleh siapapun. Juga ada khawatir yang tak ingin tertangkap dari sorot mata. Ada keraguan yang tak ingin terdengar oleh telinga orang-orang yang sedang berjuang bersama. Ada harap yang kuat namun tak ingin terlihat karena takut berujung kecewa. Tanpa kesepakatan, semua itu mengalir begitu saja karena kita masih ingin saling mengikat dan membersamai di dalam doa-doa dan rasa percaya.

Sebagaimana badai di lautan yang akan mengalami masa tenangnya. Begitupun, dengan sedih dan senang yang tidak selamanya. Gulungan ombak yang menggulung tak tenang bahkan sampai pasang tertinggi pun pasti ada akhirnya. Namun, yang selalu menjadi pertanyaan “Bagaimana dengan akhirnya?” meski kita tau bahwa setiap akhir-akhir ikhtiar dan doa yang terpanjatkan adalah mutlak atas dasar kehendakNya.

Bersandar pada manusia tidak akan pernah menjanjikan apa-apa selain kecewa. (pun) sama halnya bersandar pada diri sendiri yang tiada upaya tanpa dimampukanNya. Maka kita hanya bisa meminta agar Dia berkenan menolong dengan cara-cara istimewa yang tak ada dalam pendeknya akal kita sebagai manusia. Pun jika semua harus berakhir dan bertemu tepiannya, semoga Dia memisahkan dalam kebaikan, menenangkan dan memeluk hati siapapun yang bersedih namun tetap mampu menerima ketetapanNya, dan mengganti dengan kebaikan kebaikan lain yang bukan hanya lebih baik, namun terbaik untuk kita.

Semoga tangis itu mereda, kekecewaan itu sirna, tawa, semangat juga ceria terkembang seperti sedia kala, dan doa-doa itu tetap terlangitkan meski kita tak tau dimana doa dan ikhtiar tersebut harus bermuara :’)
 
;