Senin, 14 November 2016 0 komentar

Atmosfer Mahasiswa Tingkat Akhir

Ya, aku memang mahasiswi semester 3.

Tapi atmosfer tugas akhir, menjadi mahasiswi tingkat akhir, penelitian, skripsi, seminar, sidang sudah terbayang bayang di pikiran.

Memang, aku dekat dengan mahasiswa tingkat akhir. Pasti bahasan obrolan kami selalu mengenai topik tentang skripsinya.
A: "Mas, lagi apa?"
M: "Nyusun proposal dek."

Begitu aja seterusnya. Skripsi, proposal, sidang, dosbing, dan lain lain.

A: "Mas, lagi apa?"
M: "baru pulang kuliah, dek. Adek lagi apa?"
A: "Oh, baru pulang kuliah juga. Yaudah, istirahat dulu yaa."
*tiga jam kemudian*
A: "Maaaaas, lagi apa sih?"
M: "Maaf dek, mas tadi fokus ke proposal. Besok harus dikumpul outlinenya."

Huft. Awalnya aku ngerasa kok ambis banget ya. Tapi emang gitu sih, kalo kita emang dikomporin jadi panas juga ya akhirnya. Haha..

Aku jadi ngerti, karena untungnya semua asisten praktikumku rata rata memang angkatan 50 atau angkatan 2013. Jadi memang lagi jadi mahasiswa semester 7. Kalau normal 4 tahun, lagi jadi mahasiswa tingkat akhir dong ya..

Asprak juga begitu, kalau mata kuliah alat penangkapan atau yang masalah desain dan gambar detail (mata kuliah yang gak ngejelasin teori kaya ngajar macam oseanografi umum gitu) jadi ya kami ditinggal ngerjain proposal skripsi wkwk
N: "Kak, ini gimana? Betul nggak?"
A: "Ini dek, beda payang sama dogol, payang tali ris atasnya lebih pendek, kalau dogol sama panjang."
*lalu lanjut fokus ke laptop*
N: "Terus ini salah di apanya kak?"
A: "Udah betul sih, cuma ini yang bawah badan jaringnya lebih menjorok ya."
*lanjut ngetik*

Atau begini:

*bawa bawa ikan*
N: "Kak, ini ikan belanak ada sisik di tulang pipinya gak?"
A: "Hmm, gimana dek?"
N: "Ini loh, kak.. Ikan belanak ada sisiknya gak di tulang pipi?"
A: "sebenernya ada, dek. Tapi kayaknya sudah termodifikasi."
N: "Ok kak."
*lalu fokus kembali ke laptop*

Jangankan asprak, temen temen seangkatanku yang ikut PKM juga gitu kok. Sama aja omongannya. Proposal, lembar pengesahan, bimbingan, penelitian dan lain lain. Bedanya kalau PKM, topiknya lebih spesifik dan unik sih, juga yang bikin istimewa didanai sampai belasan juta untuk penelitian dan dapat apresiasi kalau dapat medali.

At the point, atmosfer mahasiswa akhir terasa banget kuatnya. Karena sehari-hari aku bersinggungan langsung dengan hal yang begitu. Sampai sampai dosen ku juga udah ada yang ngomong begitu kok. (Wkwk, bukan pembelaan terlalu semangat kok) (mahasiswa tingkat akhir jangan sewot ya) #eh

D: "Kalian semua kalau mau skripsi, jangan pas dateng ke dosen misalnya ditanya mau topik tentang apa malah balik nanya "hmmm apa ya bu?" aduh, jangan sampe deh. Kalian kuliah sampe hampir 4 tahun belajar apa aja? Nyusahin dosen kalian kalo gitu. Makanya dari sekarang mulai cari isu isu, lalu tahun depan cari masalah yang sederhana aja, lalu kembangin lewat bimbingan dan diskusi dengan dosen pembimbing."
D: "Jangan sampe kalian berleha leha. Karena dosen disini punya kuota. Setiap dosen hanya 4 mahasiswa bimbingan skripsi."
D: "Kalau kalian gak niat, sudahlah. Kalian akan males nyari topik skripsi. Prinsipnya, asal bisa lulus dari IPB."
D: "Ya udah, kalian cuma dapat dosen yang masih ada kuotanya. Bukan berarti dosen itu gak laku. Tapi karena memang divisi itu kurang diminati karena sulit. Kalian semakin parah deh. Kalau kalian ga sanggup apalagi."
D: "Tinggal tunggu aja, siapa dosen yang mau nerima kalian. Tapi kasian dosennya, dapet mahasiswa yang kaya gitu."

Hahaha, ngenes banget :')))

Sampai-sampai kemaren Jumat, saat asprak fishery method bilang sudah seminar dan sidang, tinggal wisuda bulan Januari besok. Duh, kok jadi kepikiran ya? Haha..
N: "Des, gue nanti topik skripsi apaan ya?"
D: "Iya, gue juga kepikiran."

Hahaha, yang denger obrolanku sih cuma komentar kalau skripsi masih lama. Tapi tetap aja, melihat betapa pusing, betapa sulit, betapa sibuk, betapa penatnya mereka, aku juga mulai atur strategi. Strategi gimana bisa lulus cepat, dapat dosen pembimbing terbaik (dengan sudah diincer duluan haha), cari isu perikanan dan masalah, nyari divisi yang aku minati di departemen, dan topik skripsi yang sekiranya aku mampu dan aku kuasai.

Well, aku sebenernya udah punya dosen dosen yang hendak dituju per divisi kok haha.. Gak maksud menduakan atau mentigakan bahkan menlimakan (aduh, ini gimana ya nulisnya?) dosen yang mau aku tuju pada akhirnya, tapi aku masih belum tau divisi mana yang akan aku pilih, karena sejauh ini masih enjoy dan ngerasa menarik semua.

Yang jelas, aku berharap topik, dosen dan skripsiku adalah satu paket tugas akhir yang terbaik. Kalau masalah dosen, semuanya pasti punya kredibilitas dong.

Dan selain berkredibilitas, ramah, dan kompeten di bidangnya. Aku berharap semoga saja dosbingku nanti juga termasuk dosen yang romantis (wkwk, ngaco) 😆😆😆

Ya kali aja nanti ngomong begini;

"Mari nak, kubimbing kau dengan bismillah" 🙈🙊🙊🙊🙈

#eaaa #dosbing #romantis 😆😆😆



Sabtu, 12 November 2016 0 komentar

Sesi UAS

Biasanya di IPB itu, pembelajaran sesi UAS, dosen dosen maupun asisten kami banyak yang diganti. Jadi ya diajar sama dosen baru dan ditemenin belajar sama asisten baru 😁😁

Aku selalu punya kebiasaan setelah kuliah selesai, baik ngerjain tugas atau laporan, satu hal yang selalu aku lakukan yaitu kepo.

Wkwk, pertama sih kepoin instagram asisten yang ngajar di kelas, wkwkwk. Sumpah, ini aku bercanda ya 😆😆

Enggak kok, enggak..

Aku selalu kepoin dosen-dosen yang baru masuk kelas. Dari semester awal suka begitu memang. Bagiku agak penting biar tau background dan cara ngajar beliau-beliau. Juga track record nya dong, biar belajarnya makin semangat.

Misal nih, semester 3 ini aku kedapetan diajar sama guru besar, biasanya sih lulusan S2 dan S3 di Jepang, pantes beliau gak pernah mentolerir keterlambatan.

Atau dosen-dosen sesi UAS yang alhamdulillah enakeun pisan ngajarnya, ya Allah Ibu eta teh enakeun pisan, pantes masih muda hahaha.. Lulusan S1 IPB dong, lulusan S2 dan S3 UI. Masih idealis gitu deh, ngajarnya enak lebih paham ke remaja. Sebelumnya memang sudah senior, lulusan universitas di Eropa tapi aku lupa dimana persisnya. Memang lulusan IPB bidang science lebih ke Jepang atau Korea sih kalau sosial ekonominya lebih ke Eropa.

Tapi gak mutlak begitu sih...

Dosen ikhtiologiku baru, dan Professor. Baik dan bijaksana sekali. Ternyata setelah aku gugling, beliau lulusan Universite Pierre et Marie Curie. Setelah aku gugling lagi, ternyata universitas terbaik dunia bidang riset teknologi dan sains. 😱😱😱

Duh senengnya dapet kesempatan diajar sama orang orang hebat. Terkadang juga beliau beliau ini merangkap pejabat negara, macam Ketua Atase Pertanian di Roma, atau dosen matkul mayorku merangkap menjadi Atase Pendidikan dan Kebudayaan di Kuala Lumpur.

Jadi ya begitu, macam ilmu padi lah, semakin berisi semakin merunduk. Semakin tinggi ilmu dan kematangan spiritual, semakin bijak dan rendah hati.

Hmm, baiklah. Bismillah, semoga aku tetep rajin mengkepoi orang orang hebat #eh 🙈🙊 maksudnya rajin kuliah dan meniru kebaikan dan ilmu ilmu dari beliau beliau orang hebat itu.

Kalau asisten kayaknya enggak, wkwk.. Soalnya susah, namanya aja belum ada di google. ahaha.. tapi pasti dapet huruf mutu A atau AB dong di matkul yang diasprakin :p

Lagian aku selalu menerapkan ilmu daskom yang telah dipelajari, berdasarkan persepsi kayaknya aku lebih ke kesan resensi karena kesan yang paling mempengaruhi persepsiku yaitu kesan terakhir. Dalam arti, meskipun kakak kakak ini charming, kalau ngajarnya kurang sreg tetep aja lah aku punya penilaian sendiri. Begitupun kalau yang awalnya biasa biasa aja, tapi cara ngajarnya membuat jendela di otakku terbuka, aku lebih seneng hehe hehe

Kalau udah charming terus ngajarnya enak? Wahhh, itu sih yang namanya idola wkwkwk 😆😆😆

Tapi teteup, asisten terfavorit aku ya kamu.

Iya, kamu :)






Rabu, 09 November 2016 0 komentar

Karena Pria (pun) Ingin Dimengerti

Judul di atas memang kontradiktif sama judul lagunya Ada Band 😅😅

Jadi aku tadi serius mendengarkan curhatan seorang teman cowok yang lagi diambekin sama cewek. Jangan suudzon ya, dia temennya temen ku yang deket banget. Jadi dia dekat sama temenku, tapi dia baper banget sama temen deketku. Hmm, gimana ini.. Ya begitulah. Intinya dia temen dekat temen deketku, eh tapi dia emang temen TPB ku sih. Wkwkwk.

A: "Huaaah.. Kekmana ni dia tiba-tiba pulang aja?"
N: "kenapa sih? Dari tadi rungsing aja 😄😄"
A: "Si A pulang, Bil. Pusing ah beteee..."
N: "Wkwkwk, lo ga nungguin dia kali berangkatnya."
A: "Enggak Bil, gue nungguin kok. Terus dia pulang sendirian. Gak ngerti, gak mau ngomong gak dianterin
N: "Wkwk, karena wanita ingin dimengerti." 😝😝
A: "Dak ngerti, cewek kompleks. Karena wanita ingin dimengerti. Gue kesel sama pencipta lagu itu. Menyudutkan. Wanita selalu benar."

Wkwkwk.

Aku cuma melengos sih, pergi gitu. Abis temen ku jadi bete dan gampang marah marah, dia malah ngatain busy like bee, busy like bee -.- tolong lah, itu bio wassap sama lineku. Kzl. lagi bete aja masih suka ngeledek. Terus aku lihat, temen temen yang mau ngisi buku tugas juga kena damprat dia. Wkwk, lucu.

Eh tapi sih, aku abis itu langsung mikir. Mikir banyak hal. Mikir macem-macem.

Ternyata. Ternyata. Sebegitu berantakannya hati dan pikiran seorang cowok ketika lagi marahan sama ceweknya.

Bingung kali ya. Serba salah. Aku bener baru lihat deh. Mungkin juga gak fokus. Bukan mungkin sih memang bener ga fokus soalnya ngerjain tugasnya ngawur :(

A: "Busy like bee, lo udah berapa orang?"
N: "tinggal 36 orang lagi."
A: "Aaaaaah, gara gara dia gue ga fokus, masa gue baru 6 orang. Kurang 80 lagi. Aaaa."

Hmmm... Sek, aku tarik nafas dulu.

A: "Nabil, kost lo dimana?"
N: "Bateng.."
A: "Pulangnya bareng. Gue mau beli paket. Gue mau jalan jalan. Gue galau 😭😭😭" (eh dia gak nangis deng. Haha)
N: "Ngapa lo? Mau curhat ya? Wkwk.."
A: "Wkwkwk, biarin mau busy like bee gue."
N: "Lazy like snail."
A: "Wuahaha, snail gak lazy. Yang lazy cat. Makan, nonton, b*ker. Makan, nonton, b*ker"
N: *ketawa ngikik sambil keliatan gigi*

Beres beres. Semua orang di rumah itu udah lengkap katanya. Pulang. Bareng si Ay tentunya, Ayi maksudnya. Dia lenjeh emang maunya dipanggil Ay. Dibuku tugas juga gitu. Sebel -.-
N: "Ay, CMIIW."
A: "Bil, tolonglah.."
N: "Dak gaul. Correct me if I wrong."
A: "Hihi, maap gak fokus."
N: "Ay, emang kalau cewek lagi ngambek, sebegitu berantakan kah hati seorang laki-laki?"
A: "Iya.. Asal lu tau aja ya, Bil.. Rasanya tuh bingung, pusing."
N: "Ooo.." *manggut manggut* *inget sama seseorang yang sering diambekin* (pokoknya ada lah ya)
N: "Pernah gak lo marah besar sama cewek lo?"
A: "Pernah."
N: "Terus lo ngapain dia?"
A: "Diemin."
N: "Terus?"
A: "Gue tinggal tidur."
N: "Oo.. Dalam posisi kayak gitu, lo kehilangan rasa sayang gak?"
A: "Engga lah. Justru kalau menyerah itu malah sayang banget, sayang banget."
N: "Lo berharap dia hubungi lo?"
A: "Iya.."
N: "Kenapa?"
A: "Karena gue merasa dibutuhkan sama dia. Gue ga pengen aja kesannya, laki laki yang harus ngemis. Ngasih perhatian mulu."
N: "Ooo.. Apalagi lo ldr ya?*
A: "Iyaa.. Gue bilang kan makanya kalau berakhir, jadi sayang banget. Makanya gue mati matian bertahan. Lo kan udah belajar daskom, lo tau lah komunikasi non verbal tuh susah ditebak maksudnya apa. Makanya deh, cewek juga harus ngerti, kalau main kode kodean tuh susah. Lo tau susahnya nebak perasaan orang."
A: "Plis atuh, da cowok teh bukan peramal."
N: *menampar nampar diri sendiri*
A: "Sama kaya wanita yang ingin dimengerti. Kita pun sama."
N: "Iya ya, gak bener tuh yang bilang perempuan selalu benar."
A: "Coba aja, cewek sadar, marah ya tinggal marah. Gak usah diem diem gitu, melengos pergi. Karena pria juga pengin dimengerti, Bil. Pria juga ingin dimengerti."

Oh ternyata. Karena pria (pun) ingin dimengerti.




 
;