Minggu, 08 Desember 2019 0 komentar

Makan di Nasi Ayam Hainan Otentik Wancan

Pertama kalinya dapat libur kerja pas weekend meski hanya satu hari. Jarang-jarang bahkan nggak pernah. Libur weekday atau weekend itu sebenarnya memang tetap libur tapi suasananya tetap beda. Kalau libur weekday itu meski libur ya kerasa nggak libur karena di jalan nemunya orang-orang mau berangkat kerja. Beda kalau weekend, ketemu di jalan sama orang yang mau jalan-jalan dengan pakaian yang dandy. Ok, mungkin aku terlalu rindu jalan pas hari Sabtu dan Minggu meski macet dan capek di jalan.

Libur minggu ini patut disyukuri dan dirayakan. Selasa kemarin ketemu temen dekat pas kuliah. Membahas dari hal yang penting sampai ke yang penting banget. Nggak ada lagi masalah receh sekarang, ahahaha, karena semakin dewasa cerita kita semua adalah keluhan. Lol. Soalnya dari relationship, pertemanan, keluarga, karir dan pendidikan di bahas disini. Libur hari Sabtunya, punya ekspektasi olahraga di GBK, namun realitanya malah makan-makan dan beli sepatu di daerah blok M sampai Cipete.

Dari instagram jktfoodstreet, si Nadya mengajakku makan nasi hainan di daerah Cipete. Lokasinya di dekat stasiun MRT Cipete, cukup jalan kaki 5 menit. Tadinya ke blok M dulu sih, jadi naik MRT dari stasiun Blok M. Lalu sekitar jam setengah 6, kita sampai di restoran autenthic hainan chicken rice ala Singapura ini di Komplek Golden Plaza blok E di Cipete. Restorannya beneran terpencil dan masuk banget sih ke dalem, tapi yaudah lah ya. Intinya rasa dan harga ada koentji.

Sesampainya di lokasi, emang restorannya otentik banget sih sama tipografi ala China. Sempet waswas juga kalau restoran ini nggak halal, soalnya cuma ada tulisan no pork no lard tapi di instagramnya ternyata ada keterangan HALAL-nya guys.


Pas masuk disambut dengan spot instagramable yang sungguh hao che banget. Ini cocok buat welcoming pose ala-ala. Di meja pelayanannya pun digantung ayam ayam yang bakal di poached and roasted. Masuk lagi ke dalam restorannya sepi banget. Tadinya cuma ada satu pengunjung selain kita, tapi dia juga keluar jadinya tinggal kita aja pengunjungnya. No hard feeling atau no mind karena emang restorannya buka jam 17.00 WIB – 21.00 WIB. Dan abis magrib memang makin banyak pengunjung kok.


Menunya masih sedikit. Kita sama-sama pesan roasted chicken rice set size reguler dan satu sharing menu yaitu siomay yang mirip dimsum gitu. Minumnya air putih beli di indomart hahaha. Konsep pelayanannya itu self servis, jadi kita yang ngambil makanan dan naruh makanannya pas udah selesai.



Untuk rasanya sih, yaaa... ini yang suka menu otentik pasti bakalan suka. Tapi jujur, aku merasa kecewa sih, soalnya biasa banget rasanya (menurutku). Ini emang rasa otentik hangat ala-ala jahe gitu, tapi kurang banget rasanya. Kalau menurutku kurang gurih nasi hainannya, ayamnya juga biasa aja. Salah satu yang bikin beda yaitu sambal dan jahenya saja, itu cukup unik. Dan untuk siomaynya baru bisa dikatakan enak, karena otentik rasanya, aku suka aja.


Untuk harganya itu semuanya Rp. 94.000 include tax. Nggak terlalu mahal dan patut untuk dicoba untuk yang sudah lama ingin makan nasi ayam hainan. Eh, terakhirnya kita balas dendam ke Blok M Square lagi beli Es Duren soalnya lagi ada pesta durian disana.

Kalau kesana lagi? Kayaknya enggak deh. Hehehe... Tapi jalan jalan kali ini cukup sih untuk memboost semangat untuk kerja 6 hari kerja kedepan demi menyambut event :)

PS: WiFi nya kenceng :)





WANCAN
@wancan.jkt
HALAL
Senin - Minggu : 11.00 – 14.30 & 17.00 – 21.00 WIB
Komplek Golden Plaza blok E-26, Jl. RS Fatmawati Raya, Gandaria Selatan, Jakarta Selatan.

Teks: Putri Nabil
Foto: Putri Nabil
Sabtu, 20 Juli 2019 0 komentar

#TidakSendiri Bagian 1 – Adit dan Bogor

Jam 11 siang waktu itu, saat Adit mengabarkan kepada saya kalau dia sudah pulang kerja. Iya, dia kena lembur dan shift malam. Saat itu dia mengirimkan jadwal off dari kantornya, artinya di hari hari tersebut dia bisa pergi bersama saya.

Dia selalu berkata kepada saya bahwa tidak banyak yang bisa saya bantu mengatasi rasa khawatir yang berlebih. Tapi dia selalu mengatakan kepada saya bahwa selama dia bisa membantu, dia akan selalu menemani saya baik via chat atau sekedar menjadi teman bicara.

Bagi saya, penting sekali kehadirannya di tengah-tengah perasaan takut yang menghantui. Rabu kemarin, dia mengajak saya ke Bogor. Kita berbicara banyak hal di taman sempur. Mungkin it sounds usual yah, but trust me, sesederhana itu caranya membuat orang yang sedang membutuhkan teman bicara bahagia. Selain itu saya juga merasa nyaman ada di Bogor. Banyak kenangan indah dan waktu produktif saya habiskan disana. Setelah itu, makan siang di warung SS Yasmin dengan menu ikan bakar kesukaan saya. Di traktir pula.

Kami ini tidak pernah bertemu, tetapi Adit selalu bersedia mendengarkan curhatan dan keluh kesah saya dari waktu ke waktu. Tidak pernah keluar kata kata menghakimi, meskipun saya bercerita tentang keputus asaan berkali-kali.

Dia senantiasa membantu menghalau kesepian saya, mengantarkan saya pulang ke rumah, juga menjadi pendengar yang baik.

Terima kasih, Adit...


Minggu, 14 Juli 2019 0 komentar

Melawan Depresi

Iya. Blog ini masih ada. Saya pun masih ada. Memang setelah lama sejak terakhir memposting tulisan yang terakhir saya upload lewat blog ini. Sebenarnya ada banyak sekali ide yang ingin saya buat menjadi tulisan, namun sepertinya ada yang salah dengan kesehatan jiwa yang menyita waktu, batin, dan pikiran saya.

Menuliskan tentang ini sebenarnya menjadi sebuah tantangan yang membuat saya berpikir berulang kali. Mengingat besar sekali kemungkinan bahwa tulisan ini akan dibaca oleh adik dan kakak tingkat, teman-teman seangkatan, teman orang tua, bahkan kedua orang tua saya.

Saat membicarakan kesehatan jiwa dan mental, mungkin ada 4 kemungkinan yang muncul dalam pikiran banyak orang. Pertama adalah manusia tanpa busana yang tanpa malu berjalan di jalan raya, yang kedua mungkin adalah manusia yang sering melamun lalu tertawa dan senyum senyum sendirian, kemungkinan lain adalah manusia yang dipasung dan dikurung di ruangan khusus. Ketiga contoh diatas mungkin menggambarkan potret gangguan jiwa di Indonesia. Gangguan seperti itu, disingkat dengan satu kata yaitu “gila” atau lebih sopan biasa disebut dengan kata “stress”.

Dan terakhir yang mungkin sekarang sedang boom adalah bunuh diri. Karena banyak sekali public figure korea ataupun dunia yang bunuh diri gara-gara punya mental health yang bermasalah. Mungkin 4 contoh diatas adalah gambaran kebanyakan orang tentang gangguan pada jiwa dan mental.

Rasanya saya tidak pernah membayangkan bahwa suatu hari saya mengalami stress atau mungkin depresi yang memaksa saya harus mengkonsumsi obat dengan dosis tinggi sebagai penenang. Seorang dokter umum bahkan menyarankan saya ke psikiater supaya bisa diresepkan antideressant.

Saya tidak masalah sama sekali ketika harus pergi ke psikiater. Saya bisa ke rumah sakit sendiri, menghiraukan stigma bahwa ke dokter spesialis jiwa umumnya gila, saya juga adalah pribadi yang menganggap kesehatan mental itu sangat penting. Satu-satunya alasan yang membuat saya berat adalah antidepressant. Rasanya berat sekali harus mengkonsumsi itu, meski mungkin saya butuhkan untuk menyeimbangkan zat kimia di otak saya. Tapi, rasanya saya ingin mencoba ikhtiar dengan cara lain agar tidak ketergantungan dengan obat-obatan.

Dan, oh ya. Manifesti dari stress seseorang itu macam-macam. Saya sendiri mengalami morning sickness seperti muntah-muntah, sakit kepala, dan lain-lain. Waktunya cukup lama. Sehingga bisa membuat saya berpikiran yang tidak-tidak. Padahal ternyata, selidik punya selidik asam lambung saya meningkat karena stress, tekanan darah saya ada di bawah rentang normal. Sama seperti kesetrum, cara memutuskan aliran listriknya adalah dengan cara memutuskan saklar atau mencari isolator. Ini bukti bahwa pikiran buruk bisa membuat badan kita menjadi lemah. Saya pernah curhat kepada seorang dokter, imun tubuh seseorang sangat dipengaruhi oleh pikiran karena 55% sakit fisik disebabkan dari psikis.

Setahun belakangan ini saya memang merasa nggak content. Somehow recently saya merasa kurang. Biasanya saya setiap mau masuk SD, SMP, SMA, dan universitas sudah terbayang ingin masuk mana dan berusaha mendapatkan itu semua. And, here i am. Saya bisa. Tapi selepas memasuki ruang sidang skripsi sebetulnya selain tegang, hal yang paling saya pikirkan adalah khawatir. Ya, khawatir mau seperti apa nantinya. Mau S2, tapi kok sulit ya. Mau kerja, kok kaya ragu. Nah, kerjanya mau jadi apa? BUMN? PNS? Kantoran swasta biasa? Ini aja saya pun tidak tahu dan masih ragu saja. Saya seperti kehilangan jiwa-jiwa ambisius yang selama ini membantu saya dalam berkonsentrasi dan berpikiran positif. Perasaan seperti itu yang membuat triggered by physical exhaustion. Saya jadi perhitungan dan menghitung segala mimpi yang mungkin saja terkubur gara-gara ini.

Saya merasa skeptis. Saya merasa tidak berguna, sedih, khawatir, panik, dan lain-lain. Sering juga terpikir bahwa saya mungkin bisa mati sia-sia. Makin takut lah nggak bisa bahagiain orang tua dan mewujudkan cita-cita. Episode belakangan ini sih yang it wasn’t worst, but it was pretty bad. Saya sampai sakit dan merasa sudah tidak bisa dikatakan biasa.

Saya tidak ingin berdiam diri. I am in the way to search a help. Meski memang belum ke profesional help yang berkaitan dengan ini (re: psikiater). Tapi saya coba mencari bantuan ke teman-teman saya yang kuliah di jurusan psikologi, dokter, dan lain-lain. Juga yang paling utama, get closer to God. Dengan ibadah yang saya coba lakukan penuh dengan pemaknaan.

Selama ini selalu berusaha untuk move on, by doing things normally dan tidak memperhatikan perasaan saya, yang ternyata sakitnya malah repressed di dalam, muncul di alam bawah sadar, dan keluarlah mimpi-mimpi buruk sampai sakit kemarin. Saya berusaha moving on, tapi kemarin sepertinya sudah limit. Ada kalanya hal-hal seperti itu tidak mengganggu, tapi pas bother itu bother sekali. sampai malas ngapa-ngapain dan tidak bergairah. Rasanya seperti menarik diri saja, padahal saya sendiri merasa hal itu tidak membuat diri saya menjadi lebih baik.

But, anyway i am feeling so much better right now. Memang belum seaktif biasanya, tapi sedang berusaha memulai lagi dengan makanan sehat dan olahraga yang kemarin sempat terputus karena harus naikin tensi darah dan nyembuhin si gastritis. Terima kasih juga buat yang sudah chat dan DM di instagram. Yo know, it so much mean for me.

Always hope.

Selama ini memang yang melegakan dan menyelamatkan memang harapan ya.

Bahwa esok lebih baik dan lebih menenangkan lagi.

Let’s have hope.
Kamis, 02 Mei 2019 0 komentar

Catatan Sidang Skripsi

Kontras dengan perjuangan masuk kampus ini 4 tahun lalu, aku begitu bersyukur ketika melewati sidang skripsiku hampir dua bulan yang lalu. Benar, ketika kamu berada di titik akhir, saat itu kamu baru merasa semua yang telah kamu lakukan untuk mencapai titik tersebut terasa cepat sekali berlalu. Tiga setengah tahun merasakan pahitnya berkuliah di kampus ini, terbalaskan sudah di hari ini. Meski senang, tapi sebenarnya banyak kekhawatiran yang melanda hati dan pikiranku. Tentu saja aku berpikir, tepat pada hari ini adalah awal dari status mahasiswa s1 yang baru saja aku lepaskan. Pastinya tantangan yang akan aku hadapi semakin menantang, masalah yang akan aku hadapi semakin kompleks, juga orang-orang yang aku temui pasti akan lebih beragam karakternya. Tapi, aku yakin pasti bisa melewati masa-masa itu.

Pagi itu, aku bangun jam 4 pagi. Bangun tidur, aku sempatkan untuk solat tahajud lalu ku lanjutkan membaca skripsiku dan materi-materi yang mungkin saja diujikan pada sidang skripsiku. Sekali lagi, bermacam-macam perasaan muncul di hatiku. Sebetulnya ada perasaan sedih yang mendalam untuk beberapa alasan. Tapi, ku coba tetap tenang menjalani sidang ini. Selepas subuh, aku kembali membaca skripsiku. Sampai jam setengah 7 pagi, aku bersiap. Aku membereskan buku-buku dan materi yang baru kubaca. Lalu, aku keluar untuk membeli sarapan. Setelah sarapan, aku bergegas mandi dan memakai baju yang telah kusiapkan jauh-jauh hari. Pukul setengah 8, Ongci menjemputku. Teman diskusiku yang satu ini memang luar biasa membantu, dari seminar hasil bulan Januari pun, dia membantuku merapikan slide persentasi, mengkoreksi pemaparan materiku, dan selalu memberi masukan juga tebengan. Ehe :’) Thank you for everything, Ci! Forever, you are my best partner discuss in silly, receh, akademics, and politics things :D

Pukul 09 pun tiba. Ongci dan aku sudah menyiapkan seluruh peralatan di ruang sidang. Pada sidang ini aku dihadapkan pada 4 orang penguji. Kebetulan, aku diuji oleh penguji tamu yang merupakan mantan ketua departemen sebelum pembimbing skripsi ku sekarang yang kini menjabat sebagai ketua departement. Sesuai prediksiku, sidang skripsi ini berjalan sangat serius hahaha. Meski sedikit ada kompor-kompor yang sejujurnya membuatku sedikit panik. Tapi, alhamdulillah, semua berjalan dengan baik dan lancar. Penguji memberikan pertanyaan yang masih bisa kujawab dan kunalar. Selebihnya adalah perbaikan untuk skripsiku. Sidang skripik berjalan sekitar 1 jam 45 menit. 15 menit lebih cepat dari jadwal.


Alhamdulillah, tanggal 12 Maret 2019, akhirnya aku resmi melepas status laj... eh status mahasiswa S1 dengan penuh rasa syukur dan kelegaan. Meski revisi menanti, tapi nggak apa apa tinggal sekali lagi.

Terima kasih untuk seluruh keluarga, teman-teman, juga abang yang tidak berhenti menelponku selesai sidang skripsi. Meski jauh disana, aku yakin kamu mendukung dan mendoakanku dari Jayapura :’)

Doa untuk hari-hari selanjutnya, semoga aku tetap kuat menjalani kehidupan baru yang sedang menunggu, segera bisa membahagiakan kedua orang tua dan keluarga tercinta. Semoga Allah selalu memberikan petunjuknya agar aku bisa melewati apapun yang terjadi di masa depan nanti :)



Alhamdulillah, now i am officially Nabila Dinantiar Adelianoor, S.Pi :D





Selasa, 29 Januari 2019 0 komentar

The Empties and Mini Review

Wow, rasanya seperti rekor dan bangga sendiri kalau bisa menghabiskan suatu produk skincare atau make up. Biasanya kan jarang banget karena aku anaknya bosenan, pengen gonta-ganti, dan cari yang lebih murah hahaha, maklum lah, aku kan mahasiswi missqueen. Tapi ini adalah rekor dimana aku sampai re-purchase 2 – 3 kali. Karena selain murah, aku pastinya suka banget sama produk ini. Kebanyakan sih skincare, tapi ada satu jenis make up yaitu gincu yang sampe aku re-purchase sebanyak 5 kali karena sesuka ituuu, it looked perfect dan paling pas di bibir dari segi warna dan tingkat kenyamanannya, dari segi cocok dipake dimana aja dan occasion apa aja. Btw, produk-produk the empties yang sudah aku re-purchase dan akan aku kasih mini review-nya adalah;
  • Purbasari Colour Matte Lipstick No. 86 (Topaz)
  • Emina Sun Protection SPF 30 PA +++
  • Velrose Secret Organic Mask
  • April Skin Magic Snow Cushion (23 Natural Beige)
Mau masukin mini review, karena kalau full review kelamaan dan biar sedikit keliatan berguna gitu kan hehe.

Yang pertama adalah Purbasari Colour Matte Lipstick No. 86 (Topaz) dulu. Lipstick ini sudah mulai aku pakai sejak tahun 2016. Waw, 3 tahun loh gengs. Dan aku tidak ganti-ganti. Dulu sih warna yang pertama aku pakai adalah no. 88 yaitu amethyst. Tapi sejak tau warna no. 86 yang se-cucok meong itu dipakai Rani dan aku tertarik. Aku beli terus dan masih aku pakai saat ini. Waw, parah sih. Gak pernah aku sesuka dan sesetia ini sama satu warna lipstick. Koleksi lipstik memang banyak, tapi harus selalu punya stok si purbasari no. 86 ini. Belum lagi harganya yang super mursida alias murah. Dulu di Al-Amin masih sekitar 31 ribu, terus gara-gara sering langganan toko samahargashop di shopee harganya jadi 21 ribu. Parah emang hahahaa. Maklum ya, aku bilang kan mahasiswi missqueen.

pinterest.id

Purbasari ini warna nya merah bata gitu. Aku suka, karena basically, aku memang nggak terlalu suka pakai lipstik nude. Dunno why. Bentuk lipsticknya tabung gitu dan wanginya gak mengganggu sih. Satu-satunya yang jadi kekurangan lipstick ini menurutku adalah gampang banget patah di dalam. Udah kaya hati aja ya kan. Jadi, lipstick ini sekali jatuh, besar sekali kemungkinannya buat patah. Bikin bete banget sih, tapi masih bisa dimaafkan karena kelebihannya lebih banyak dan tentu saja karena sudah kadung cinta.

Terus gimana tingkat kekeringannya? Dulu sih sewaktu belum pakai vaseline lip therapy se-bagus apapun claim lipstick pasti bikin bibir ngelupas. Tapi sejak pakai lip therapy, fine-fine aja sih.

Ternyata banyak juga sih temen aku yang pake warna ini. Ibu aku juga pake. Malah hadiah seminar aku dari Widya kan lipstick ini ya, diminta sama ibu gara-gara ibu ku juga pake lipstik dengan shade 86 (Topaz) ini. Soalnya kalau menurut aku, lipstick ini gak cuma cakep di warna bibir yang terang. Kayaknya semua warna bibir masuk. Dia ini untuk warna bibir yang masih pink cakep banget, warna merah bata keliatan seger gitu karena ada hint orange nya juga. Terus yang bibirnya nggak pink atau pun nggak hitam, lipstick ini beneran keliatan real merah bata. Dan di bibir yang warna nya kehitaman, lipstick ini jadi keliatan kaya warna brown choco. Aduh, cantik banget.Aku beneran nggak bisa berpindah ke lain hati. Buat yang suka warna-warna lipstick yang nggak bold tapi nggak nude juga, lisptick ini recommended banget. Tinggal kalian sesuaikan aja harus berapa kali poles.

Yang kedua adalah Emina Sun Protection SPF 30 PA +++, merupakan sister brand dari Wardah dan Make Over. Packaging-nya yang unyu-unyu dan harganya yang murah tentu saja jadi alasanku membeli produk ini. Semenjak setahun lalu concern memakai skincare, sunscreen merupakan produk wajib yang harus dipakai. Entah waktu masih pakai 10 steps korean skincare atau minimalist skincare kaya sekarang. Wajib banget pokoknya.

Tekstur sunscreen ini ringan banget, wanginya juga enak dengan wangi citrus gitu. Pas make sunscreen ini rasanya kayak pake pelembab aja. Enggak ada whitecast (pantulan putih-putih). Meski bikin wajah agak basah gitu. Jadinya kelihatan healthy skin. Tapi sih yang paling penting nggak bikin beruntusan sama nggak bikin komedoan. Kalau lagi berjerawat pra menstuasi, aku nggak pernah pakai make up, cukup pakai sunscreen ini. Pemakaian yang rutin juga bisa menghilangkan bekas jerawat.

sociola.com

Highly recommended buat kalian yang nyari sunscreen murah dengan spf yang so so lah dengan aktivitas di indoor seperti kuliah dan sekolah.

Yang ketika yaitu Velrose Secret Organic Mask. Nothing can’t describe pokoknya. Aku cinta mati sama produk ini. Dari 5 varian maskernya sudah aku coba 4 varian. Dan semuanya cocok. Tapi yang paling dewa sih yang varian carrot tomato nya. Skincare multifungsi yang bisa jadi facial wash, masker, lulur wajah, juga scrub ini sudah aku singgung sedikit juga di 10 steps korean skincare routine. Sayangnya agak mahal kalau sekali beli. Sekitar 100 ribu. Kan lumayan ya kalau lagi nggak punya duit. Hehehe... sejauh ini sih ini masker favorit aku yang absolutelly pasti akan selalu di repurchase (kalau punya duit) tentunya. Kalau kalian menyodorkan pilihan dengan merk merk masker high end, maaf ya, aku bakal tetap pilih masker ini sebagai yang terbaik karena masker ini pernah nyembuhin jerawat aku tanpa ke dokter selama 2 minggu aja.

review.soco.id

Dan yang terakhir yaitu, April Skin Magic Snow Cushion (23 Natural Beige). Pertama kali pakai cushion dan sebenernya aku suka-suka aja sih sama cushion ini. Dulu tuh, aku males banget pake foundation ditambah harus pake concealer. Untuk mengatasinya beli cushion ini katanya yang super high coverage. Meski tone cushion ini keputihan (padahal shade paling gelap lho), tapi lama lama dia bakal oksidasi dan nyesuain sama warna kulit kita kok.

beautynesia.com

Tekstur nya ringan dan bikin muka kelihatan sehat banget. Aku kalau pakai ini juga ga pernah pakai bedak jadi tinggal di tap-tap aja sama blush on cream. Finish dari cushion ini kalau menurutku lebih ke dewy ya, tapi ya ga mengkilat banget. Enak sih. Tapi sepertinya enggak akan aku repurchase. Karena sekarang aku juga lebih nyaman pakai bb cream pixy yang four beauty benefits. Kalaupun pengin pakai cushion, sepertinya aku akan lebih memilih pakai wardah instaperfect, pixy make it glow cushion, atau emina bare face with me.

Yaudah segitu dulu, besok besok kalau ada yang habis aku kasih tau terus aku mini review lagi (kalau lagi mood)

See you next post!
 
;