Minggu, 21 Februari 2016

Cerpen: Rapi


Duhai…

Sungguh aku tak pernah menemukan seorang pun yang begitu rapi menyimpan perasaannya selain dia. Menyimpan rindu di dalam buku, mencipta berpuluh puisi dalam diary, menyapa cinta di balik goresan pena.

Bagaimana mungkin dia bisa? Satu hari, dua hari, tiga hari, seminggu, sebulan, setahun, bahkan bertahun-tahun dia menyimpan perasaannya. Pembawaannya tetap tenang, teguh, dan berpendirian. Diary itu menjadi saksi untuk setiap kisah cinta dan keluh kisah hidupnya.

Aku pun tidak mengerti. Apakah dia tidak punya rasa cemburu? Atau perasaan marah dan juga sedih?
Entah.

Satu hal yang kutahu pasti. Kini diary itu menjadi saksi bisu betapa dia begitu piawai menyembunyikan setiap gelagak perasaan yang hinggap di hatinya. Memang terkadang dia terlihat berjalan hanya bersama dunianya. Namun ternyata, dia menjadi orang yang paling teliti. Juga menjadi orang yang paling memperhatikan apapun yang ada di sekitarnya.

Dia menjadi orang yang begitu rapi. Begitu rapi menyimpan perasaannya.

0 komentar:

Posting Komentar

 
;