Selasa, 02 September 2014

Seriously: I'm Being a Part of Them!


“Everybody think how steps to change the world. But nobody think how steps to change their selves.”

***

Warning: kebanyakan dari isi postingan ini adalah  curcol. *mohon tidak meng-close tab jika belum selesai* hehehe…
.
.
.
Assalamu’alaikum, para jagoan ilmu!
Wah, apa kabaaaar semua? Gimana udah ikhlas kan nerima takdir yang menyapa? semoga sudah berlapang dada ya nerima penjurusan haha. Karena aku juga sedang berusaha untuk ikhlas dan menikmati hari-hari kok. It’s no matter wherever you stay, but the most important is what you do there.
Begitu…
*padahal mah abis mewek* wkwkwk
Ah, sudahlah.. aku ingin bercerita tentang kejutan-kejutan kecil tapi sangat give the big impact buat hidup aku ke depan. Sure. Ini unpredictable. Jabatan yang sebetulnya gak aku mau, tapi justru malah aku syukuri setelah kedatangannya. Jadi gini…
Eh tapi mau curcol lagi? Huahahaha *boleh kan?* (nanya malu-malu) Oke… boleh yaaaa? *memohon kepada angin* Jadi gini ceritanya…
Setelah aku masuk IPA. Aku langsung sms guru aku, “Pak, Nabil boleh ya masuk IPA 2?”(ini emang gurunya boleh dibilang cs lah sama aku) cik tebak, kunaon abdi teh hoyong dimasukkeun ka IPA 2? Serius, aku teh gak bohong dan ada saksinya!! Hahaha.. serius.. sungguh… ini bukan masalah mantan yang juga ada di kelas IPA 2 lho. (Nabil modus!) Gak. Serius aku gak modus. hahaha... Tapi, dari jamannya guru aku yang aku mohon-mohonin itu, kelas IPA 2 memang jempolan. Kelasnya orang tenar sih sebenernya (huahahahaha) yaaa, aku mau dong jadi bagian dari mereka :D *MAAFIN KENORAKKAN SAYA*
YA! Emang n o r a k banget ya alasan mau ada di kelas IPA 2 itu! Ah, terserah aku dong. Norak kan juga pilihan :p terus, abis aku mohon-mohon gitu, aku mendapat balasan sms! Wah, berarti keinginan aku direspon kan, aku mengumpulkan rasa optimis yang tadinya sempet hilang karena dari jaman dahulu kala juga, setiap juara umum pasti tempatnya di kelas IPA 1 L
Setelah aku buka smsnya, wah aku kecewa berat! Beneeeeeeeeer! Ini aku bete banget karena jawabannya “Gak.” Untuk kesekian kalinya aku gak bisa ngedapetin apa yang aku mau. Jujur, aku sempet nangis loh. Karena ya ampuuuun, aku mau banget masuk kelas IPA 2.
Tapi ya mau gimana kan? Da aku mah apa atuh. Jangankan mau masuk IPA 2, mau masuk ke hatinya aja susah *dijewer ibu* hahahaha.
Dan pas lihat papan pengumuman (lagi) di hari pertama masuk. Aku menyayangi mataku yang memang sudah berkurang fungsinya :’) agar tak terlalu lelah mencari. Jadi aku langsung aja melihat ke daftar absen kelas IPA 1: WAW, BENER KAN AKU ADA DISITU! Aku juga ngelihat calon-calon teman-teman sekelasku. Sambil ngurut dada, aku bilang: kalau masuk di IPA 2 bisa numpang tenar, kalau masuk IPA 1 bisa disangka orang pinter. Alhamdulillah yah sesuatu… (kata Princess Nabil)
Sudah begitu aja sih ceritanya. Tapi Allah mau ngasih hadiah lagi buat aku, tadinya aku berpikir hmmm gimana ya? Tapi akhirnya aku terima. Aku coba. Begini ceritanya…
Anisa berlari tergopoh-gopoh mendekatiku. Badannya yang besar dan sedikit gembul semakin bergerak-gerak lucu ketika berlari.
Terus dia semakin mendekat.
Mendekat.
Dan mendekat.
Anisa: “Nabiiiiiiiiiil!”
Aku: “Iya, Nis. Ada apa? Ya ampun, kita baru belajar di kelas yang berbeda sehari loh. kamu udah nyariin. Kamu kangen ya sama aku?” aku mulai narsis.
Anisa: *dia sewot* wkwkwkw… mulutnya monyong-monyong gitu. Gak terima. Ih, padahal mah kalau kangen ngaku we ya. Jangan malu-malu gitu. “Eh, narsis banget lo, ewh!”
Aku: “Yaudah, ada apa sih?” aku mulai gak sabar.
Anisa: “Please, bantuin aku!”
Aku: “Wah, bantuin apa? Nyomblangin kamu jadi pacarnya si “itu” *sensor* atau jadi tim sukses kamu biar jadi ketua osis?” aku to the point aja. Soalnya aku orang yang gak suka bertele-tele. Itu bukan mau ngasih kejutan. Tapi, rasanya mau aku makan! *serius, aku itu orang yang gak sabaran*.
Kecuali nunggu kamu kok, aku sabar :’) *ehhhhh* *dikurung ibu*
Anisa: “Nabil pinter tapi bloon nih!” kata dia sadis. Wah mendengar seperti itu, aku ngaku sih emang bloon L tapi kan kata dia pinter. Jadi yang bener yang mana? TT_TT pinter atau bloon?
Anisa: “Bukan! Aku kan masih jadi wakil ketua osis dan sebentar lagi kan demo. Tapi Nabil udah terpilih jadi anggota OSIS!”
Hah? Osis?
Osis itu yang suka digoreng? ITU SOSIS! HAHAHA
Osis itu yang kaya tongkat buat foto-foto? ITU TONGSIS.
Oh, OSIS itu yang dialami kupu-kupu? Haaaah? Apaaan? METAMORFOSIS! Wkwkwk, jauh amat yaaaa*MAAFIN YA*
Terbelalaklah mata aku. Gimana bisa? Aku gak bohong. Aku gak pernah mendaftarkan diri jadi anggota OSIS disini. Seumur hidup pun, aku sama sekali tidak pernah bersentuhan dengan organisasi yang selalu diplesetin jadi OSIS = Organisasi Siswa Eksis itu. Sungguh. Ini pertama kalinya.
Aku masih sempat-sempatnya bercanda. KETAWA-KETAWA, kalau bisa foto-foto. Wkwkwkw. Engga deng. Aku memasang tampang berpikir keras aja,
“Aduh aku jadi apa emang? Jadi objek pelengkap penderitaan?” Anisa buru-buru menukas, “Ya enggak lah, pokoknya OSIS lagi merekrut anggota yang siap kerja lahir dan batin. Bukan cuma mau eksis.”
Eh serius. Denger kata eksis, aku langsung peka. Padahal itu bukan kode ya, ih si Anis ngertiin gue banget deh *kataku tapi di dalam hati yang paling dalam*.… “Wah, aku kan masuk IPA 2 mau eksis. Tapi, mau belajar juga kok -_- terus gak bisa masuk situ, mungkin ini hadiah yang Allah kirimkan. Bukan cuma eksis sih. Mungkin kalau masuk IPA 2, eksisku bernilai negative. Tapi kan ini osis, masa iya aku cuma mau numpang eksis? Pasti aku dituntut untuk jadi orang yang tanggung jawab dan open minded.”
Aku terus-terusan berpikir, jadi bener kalau orang-orang sering ngomong kaya gini,
“Allah never gives what you want, But He gives what you need” kali ya… Iya sih bener juga. Soalnya memang bener. Absolutelly, I am not doubt again.
“Gimana, Bil?” tanya si Anis ngagetin aku yang lagi terus-terusan mikir hehehe, aku jawab apa adanya,
“Aku gak bisa nis, aku gak punya pengalaman berorganisasi.” Ucapku jujur. Iya, aku emang gak pernah ikut apapun di SMP atau SMA. Cuma eskul mathematics atau sains club aja. Anis ketawa-tawa. Terus aku sebel. Soalnya aku lagi ngobrol bener-bener diketawain -__-
“Udah, pokoknya kamu harus masuk.” Aku berontak. Ni orang maksa bener ya -__- cuma aku diem aja dalam hati, soalnya dia gitu-gitu ketua osis aku nantinya. Bisa-bisa aku dimata-matain kan. Disangka gak setuju sama kepemimpianan dia, terus aku ditangkep dan diasingkan ke kandang embe. Aku galau…
“Ya, terus aku mau jadi apa di OSIS?” tanyaku. Anis berpikir-pikir,
“Ketua Sekbid 10.” Kata dia sambil senyum. Sumringah bener mukanya. Beda 180 derajat sama aku yang dipaksa-paksa hehe. Sekbid apaan lagi?
“Maukan jadi seksi bidang 10?”
“Ketua seksi bidang 10? Gak mau ah, Aku mah maunya seksi sekali, Nis.” Ucapku ngaco. Wkwkwkwkwk… aku jawab begitu. Bercanda. Abis aku bener-bener shock dapet mandat begitu. Aku udah mikir-mikir kalau jadi OSIS, harus rapat, sibuk ini itu, ngurusin MOS, mempertanggung jawabkan proker kita di MUKILAS, siap-siap di bully, siap-siap untuk tenar tapi full of responsibility. Aku mikir begitu.
“Jadi nanti aku kerjanya ngapain aja?”
“Kamu jadi ketua Sekbid 10, yang khusus ngurusin komunikasi dan informasi dalam bahasa Inggris.”
“Wah, kamu salah nunjuk. Kamu nunjuk aku seakan-akan aku istrinya Brad Pit deh, Nis. Aku gak jago bahasa Inggris.” Emang ada hubungannya? Jelas ada! Mana bisa Brad Pit komunikasi sama aku dalam bahasa Indo. Iya kan? Hahaha… Aku masih memelas (supaya enggak dimasukkin ke OSIS) karena jujur, aku gak siap. Bertahun-tahun aku menikmati hidup kaya gini. Kalau kata mahasiswa mah kupu-kupu, alias kuliah pulang-kuliah pulang. Aku juga sepu-sepu… sekolah pulang – sekolah pulang.
“Apaan? Suka merendah begitu deh.”
“Enggak aku beneran.”
“Pokoknya harus!”
Aku nyerah! Fix. Aku kalah dan harus mau. Tapi aku pas itu mikir juga dalam hati kok, aku kan sering kesepian di rumah. Jadi aku harus memperbanyak kegiatan. Oke. Akhirnya aku mau.
“Yaudah. Tapi kamu bantuin aku loh ya!” aku mewanti-wanti.
“Sip. Pokoknya kamu pasti bisa.” Dia udah kaya cheerleader deh ngasih semangatnya. Abis sambil joget-joget gitu. Apa memang tubuhnya yang selalu bergoyang? Hehe..
Setelah Anis meninggalkan aku. Aku masih terpaku…
Jalan Tuhan memang penuh liku. Aku baru mengikhlaskan apa yang tak bisa aku dapat. Tapi, kurang dari satu jam, Tuhan memberiku alternative untuk bisa menjadi seperti yang aku mau (tentu dengan tujuan dan maksud yang lebih baik)
Sederhana…
Tapi semua orang pasti ingin dikenal. Aku ingin tenar. Dan jalan menuju tenar seperti ini yang telah aku pilih.
Pada akhirnya aku betul-betul harus bekerja keras, bukan apa-apa… Mengajarkan bahasa baru ditengah mengeraknya bahasa daerah pasti akan lebih sulit diterima dan penuh perjuangan. Tapi, dimana ada kemauan pasti disitu ada jalan.
Literally, Tuhan mengajarkanku cara untuk tenar yang penuh peluh dan air mata (i am sure) ini pasti terjadi pas LDK nanti!
Thank God!

Nabil

16 Juli 2013

2 komentar:

Ismawan mengatakan...

hmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm bgus kunbal y

Putri Nabil mengatakan...

kunbal teh naon? :o

Posting Komentar

 
;