Senin, 25 Agustus 2014

Move From My Greatest Place Ever


Jiwaku sangat sangat terguncang. Hatiku hancur. aku ingat kala itu, aku melupakan solat sunahku, aku melupakan puasa senin kamis yang waktu kelas 9 rajin aku lakukan, bahkan terkadang aku lupa melaksanakan salat fardhu. Yang membuatku sedih lagi, ternyata aku tak memiliki semangat belajar lagi.

Pindah ke Ciamis adalah suatu langkah besar untukku. Aku akan meninggalkan Depok, dimana selama 15 tahun, aku hidup dan berkembang disana. Dimana aku melewati masa masa emasku, dimana aku belajar membaca dan menulis, dimana aku sangat mencintai ilmu alam, melakukan direct method dalam belajar bahasa Inggris, dimana aku memutuskan untuk berhijab, dll.

Aku takut lingkungan baruku sama sekali berbeda. Dan yap, betul sekali. Disini memang sangat sangat berbeda dengan Depokku. Awalnya aku mengalami culture shock, food shock, weather shock, dll. Okey, aku akan membahas dari weather shock, aku tak tau, suhu disini sangat dingin, mungkin sekitar 23-27° celcius berbeda sekali dengan Depok yang suhu biasanya bisa mencapai 31° celcius. Oia, 2 hari sekolah, aku langsung jatuh sakit loh, badanku demam waktu itu. Mungkin karena udaranya yang berbeda. Maklumlah, di Ciamis ini aku memang tidak tinggal di pusat kotanya, bisa mencapai 1,5 jam dari pusat kota. Tidak ada yang namanya macet, polusi udara, dll. Beda banget kaya di Depok kan? Keluar gerbang sekolah, langsung disambut asap knalpot alat alat transportasi umum.

Terus food shocknya juga banyak banget. Karena waktu itu bulan bulan yang sangat menyedihkan bagiku, aku sudah sangat jarang makan masakan Ibu. Kami selalu membeli makanan jadi, seperti kentucky, nasi padang, mie goreng, telur dadar, dan begitu seterusnya. Tapi semenjak aku di Ciamis, aku benar benar menemukan makanan yang sangat sangat sederhana. Daging ayam sangat berbeda dan mie gorengnya pun sangat berbeda rasanya. Hmmm,,,, aku jadi semakin kehilangan nafsu makan. Karena itu berat badanku turun 2 kg.

Dan culture shock tentu saja, pertama kali aku masuk ke sekolahku. Aku sangat sangat ingin tertawa. Sekolahku yang sekarang benar benar berbeda dengan sekolahku yang dulu. Aku memperhatikan anak anak yang akan menjadi teman temanku, aku amati mereka dari ujung rambut hingga ujung kaki. “alayyyyy…..” teriakku dalam hati. Pesimis. Rok ngatung, baju ngetat, sepatu warna warni, model jilbab kuda, tas yang isinya pasti alat make up semua, dll.

Aku langsung disambut dengan bahasa bahasa daerah, jawa dan sunda. Aku ga ngerti, ya udah diem aja deh. Banyak anak laki-laki yang bener bener sok caper, dll. Ugh, ngeselin deh, tapi ya aku ga punya pilihan lain selain sabar.

Oia, ketika aku masuk ke kelasku. Aku langsung disambut dengan jabatan erat teman-teman baruku. Lumayan lah mereka baik baik juga.

Siang itu, aku menangis di hadapan ibu. Aku ingin pindah sekolah, aku gak tahan sama sekolah baruku. Anak anak yang tidak serius, teman teman yang tidak satu visi dan misi denganku, tak ada yang solat dhuha satupun, masjid antara laki laki dan perempuan digabung, toilet dan kantin yang jorok dan baunya minta ampun. Aku ga kuat ya Allah, aku ga kuat…. Aku ingin kembali ke greatest placeku ya Allah…

Malam ini…
Aku kembali menangis, menumpahkan segala air mata
Sungguh seperti terkena belati
Tak ada lagi tempatku memohon
Kecuali padaMu, Tuhan.
Engkaulah satu satunya yang Maha Mendengar jeritan hati
Jeritan hati hamba yang tersakiti
Tersakiti karena tak mampu membangun angan dan citanya…

            Ciamis, 30 Oktober 2012

0 komentar:

Posting Komentar

 
;