Kamis, 02 Juli 2015

4 Tahunan Nabila Berhijab

Terus terang, hari ini sebetulnya aku begitu malas melakukan sesuatu termasuk menulis yang sebetulnya sangat penting kulakukan. Mungkin karena kadar hormon estrogen dalam tubuhku sedang meningkat. Rasanya badanku begitu ngilu dan pegal-pegal. Biasalah, tamu bulanannya kaum hawa.

Namun, berhubung hari ini bertepatan dengan tanggal 2 Juli, aku sedikit memaksakan diri untuk duduk tegak di depan laptop. Pasalnya 4 tahun lalu, tanggal 2 Juli 2011 adalah tanggal yang begitu bersejarah untuk diriku.

Tepat tanggal 2 Juli 2011, aku memutuskan untuk berhijab. Entah mengapa, rasanya aku ingin berhijab secepatnya.

Secepatnya?

Ya, secepatnya. Karena aku berhijab bukan ketika pertama kali aku masuk SMA. Tetapi tepat ketika aku duduk di kelas 3 SMP. Entah apa yang menyebabkanku keukeuh ingin cepat-cepat berhijab, padahal Ibu pernah bilang, aku berhijab kelas 1 SMA saja. Tapi mungkinkah hidayah itu masih ada dalam hati ketika aku memutuskan untuk menundanya? Aku takut hidayah itu justru menghilang dan menjauh dariku. Aku ingin buru-buru menjemput nikmat maha agung yang diberikan Allah kepadaku.

Aku masih begitu ingat, ketika pembagian raport semester genap kelas 8. Semua temanku menatap heran dan (tentu senang) dengan penampilan baruku. Aku berhijab. Dan sungguh, aku sendiri-pun masih seperti bermimpi. Padahal, awal semester 4 kemarin, melihat yang baru berjilbab saja kok rasanya “aneh”. Hmm, Allah memang Dzat yang Maha Membolak-Balikan Hati.

Rasanya cuma 3 bulan, untuk jatuh cinta pada jilbab, sedikit belajar, dan memutuskan berjilbab. Sungguh, aku tidak bohong. Role modelku ketika memutuskan adalah Kak Pipit , seorang muslimah cerdas yang kebetulan merupakan Alumni Al Azhar Cairo University yang mampu menjawab dan mengusir keraguanku. Dan juga Kak Oki, jika kalian mengenal Kak Oki baru-baru ini, sungguh aku sudah mengenal dirinya sejak 5 tahun yang lalu. Dan, 4 tahun belakangan ini tentu. Aku memang banyak mencari tokoh-tokoh hebat yang (tentu) pintar tapi berani mengambil keputusan berhijab disaat karirnya sedang cemerlang.

Siapa yang sangka? Aku akhirnya berhijab karena mengetahui, tokoh-tokoh sholeh dan sholehah yang lainnya itu pintar-pintar luar biasa. Aku iri sekaligus malu kepada mereka. Mereka pintar, cantik karena muka mereka bersinar-sinar lantaran sering berwudhu, dan point terpenting adalah mereka taat kepada Allah.

Hal yang kusesali, dulu sekali sewaktu aku masih SD ketika melihat wanita berjilbab besar, aku sering meledek dan mengolok-olok. Tapi sekarang aku begitu kagum dan ingin seperti mereka. Dan aku baru tau, ternyata berhijab itu wajib. Ada firmannya dalam Al-Quran. Aku semakin terpukau. Karena setelah berjilbab, teman-temanku justru semakin banyak dan tambah sayang.

Aku pun menyadari, ketika sudah berjilbab, tak serta merta membuatku sepenuhnya berubah. Aku harus banyak belajar. Aku tidak bisa ketawa-ketawa sembarangan lagi, dan lain-lain. Intinya aku bukan merubah karakter yang aku punya, karena bukankah setiap muslimah dilahirkan memang dengan karakter berbeda? Muslimah itu laksana pelangi yang hadirnya saling melengkapi. Tapi sejak berjilbab, aku tahu.. Allah membenci hamba yang bersikap berlebihan.

Dengan berjilbab pula, keteguhan dan kekuatanku semakin menguat. Aku pun sadar betul, Allah tidak serta merta menganggapku sudah beriman setelah aku berhijab. Ujian-ujian pun sering kali datang. Memporak-porandakan perasaanku sebagai remaja berusia 14 tahun waktu itu. Tapi aku ingat pada firman Allah, bukankah Dia tak menguji seorang hamba diluar batas kemampuannya? Bukankah setelah kesedihan pasti ada kemudahan di depan sana?

Allah begitu menyayangiku. Dan aku ingin sekali istiqomah memakai hijabku sampai akhir hayat nanti. Allah betul-betul masih melindungiku, karena jujur kukatakan selama 4 tahun berhijab, aku belum pernah sekalipun mengupload foto atau memasang foto tanpa hijab di seluruh akun sosial media yang aku punya. Meski memang aku belum bisa memakai jilbab yang besar dan lebar, tapi insyaAllah jilbabku sudah menutupi dada.

Aku tahu, Allah begitu memuliakan perempuan dan sungguh aku ingin mempersembahkan bakti terbaikku untuk kedua orang tuaku. Aku ingin menjadi anak sholehah. Aku ingin mendoakan orang tuaku dan aku ingin doa-doaku di dengar Allah. Semoga Nabila bisa mensyurgakan Ibu dan Ayah kelak :") amiiiin ya Robbal alamin...


Doakan Nabila tetap istiqomah ya, teman-teman! :)

2 komentar:

Unknown mengatakan...

keep istiqamah sistaaaa :D jilbabmu, mahkotamu. :)

Putri Nabil mengatakan...

yes. indeed ukhti... my hijab is my crown. thank you :)

Posting Komentar

 
;