Rabu, 01 Juli 2015

July and delphinium flowers.



Jujur. Gerak jemariku sempat terhenti ketika sudah bertatap-tatapan dengan laptop. Sudah duduk manis dan siap menulis tapi tiba-tiba aku merasa bingung. Bukan bingung tidak ada ide. But, I confused what the flowers will I write about? He he he.

Semalam aku sampai begadang. Kira-kira bunga apa dulu ya yang akan aku tulis di hari pertama bulan Juli? Aku memikirkan tentang sakura, anyelir putih, dandelion, dan edelweis. But, I feel it’s unsuitable moment kalau menulis tentang bunga-bunga itu.

Aku ingin bunga yang khas. Berkarakter. Dan memiliki makna yang (tentu) mendalam. Lalu aku ingat;

Kenapa tak aku coba tulis tentang bunga kelahiran bunga Juli?

Apa itu?

Delphinium! Ya. delphinium yang indah, menawan, dan eksotis dengan warna birunya. Aku akan menulis tentang delphinium di kisah keajaiban bunga yang keenam.

Bulan Juli menjadi bulan yang ditunggu-tunggu oleh sebagain besar kelulusan SMA tahun ini, bahkan lulusan tahun lalu dan 2 tahun lalu pun ada. Pasalnya, tanggal 9 nanti kami akan melihat dan mengetahui hasil dari perjuangan kami.

Berhasil atau berhasil tapi harus tertunda atau malah ada rencana Allah yang lebih baik untuk kami?

Entahlah. Semua harap pasti telah dibungkus bermacam-macam usaha dan doa yang telah kami lakukan. Kami sadar, kamilah pejuang sejati itu.

Sungguh. Bukan hanya harus merenggang otak lebih lama dan lebih sering dari mereka yang sudah mendapatkan tempat melanjutkan pendidikan. Tapi kami harus melanggengkan doa lebih banyak serta kesabaran yang luar biasa untuk itu.

Belajar lebih lama. Doa lebih banyak. Tekanan batin juga sudah kami rasakan.

Faktanya, kami sering memegang hati supaya tidak down diawal. Karena jika kami menyerah, pupuslah harapan kami.

Belajar bahkan setelah UN selesai. Berdoa dan berharap. Dan pasti harus rela melihat kebahagian teman-teman kami yang sudah dapat PTN bahkan sudah mulai kuliah.

Intinya, aku tidak bisa menggambarkan lebih jelas, bagaimana perasaan menjadi salah satu dari ratusan ribu pejuang SBMPTN, selain bangga dan haru. Serius deh.

Keluar dari ruang ujian, rasanya dadaku dipenuhi rasa syukur karena selama ini Allah telah menguatkan langkahku sampai jauh seperti ini. Masih diberikan kesempatan berjuang itu rasanya so prouuud. Ditambah kenal banyak teman seperjuangan :3 *bukan modus kok*

Karena aku yakin, ini hanya masalah Allah mengkotak-kotakkan rezeki. Mungkin Allah mengira kita lebih mampu berjuang di SBMPTN. Mungkin juga Allah mengira kalau kita lulus SNMPTN kita menjauh dari-Nya dan malas belajar lagi.

Intinya keep positive thinking itu penting sekali! Karena selain kita tetap berhusnodzon sama Allah, Allah akan berikan semua yang terbaik dan terindah. Benar deh, aku sudah ngerasakan pas lolos ujian mandiri Politeknik Negeri Jakarta kemarin.

Aku bahkan hanya berusaha belajar dengan kemampuanku yang terbaik, mempersembahkan doaku yang terbaik, dan terakhir memenuhi hatiku dengan keyakinan kepada Allah. He will answer all my prays.

Dan, aku merasa Allah bahkan lebih dekat daripada urat nadi. Allah suka hamba-hambanya yang meminta.

Satu pelajaran yang dapat aku ambil. Selayaknya kita tak perlu merisaukan masa depan. Karena masa depan memang tidak ada yang pernah tahu. Hal yang harus kita lakukan hanya terus mengupayakan untuk menyiapkan masa depan dengan sebaik-baik usaha dan doa.

Kelak, jika kita sudah mengupayakan semuanya. Kita akan melangkah tanpa beban. Seperti makna bunga delphinium yang melambangkan kehidupan yang dijalani tanpa beban. Sebab jika kita terus mengupayakan hal yang seharusnya bukan untuk kita, itu sama saja seperti membunuh jiwa kita secara perlahan-lahan.

So, terus berjuang, para jagoan! :D

0 komentar:

Posting Komentar

 
;