Jumat, 17 Juli 2015

Menapak Jalan

Mataku enggan terpejam kala malam tenggelam. Dan aku terperangkap di dalam. Menanggalkan luka pada cinta diam-diam.

Lewat sajak kugambarkan luka rindu yg membengkak. Lewat do'a kucoba mengejarmu meski harus merangkak.

Kelak, akan kau gapai. Seseorang yg kau doakan. Menembus langit langit Tuhan. Percayalah. Jikalau bukan raga. Semoga kau dapatkan jiwanya hidup tuk kau cintai selamanya.

Andai aku berjantung dua, akan kutunggu dirimu sampai tak lagi berdetak kedua jantungku. Karna aku mencium semerbak tulus cintamu, dan kudengar nyanyian hatinya yang setia selalu.

Kita tak perlu dua hati. Sebab selamanya hati kita satu. Jiwa kita berpadu. Menggapai asa dan cinta bersama. Menapak jalan penuh liku berdua. Selamanya....

Aku mampu karna kau ada. Kudengar kau sebut namaku dalam do'a dan kau rangkul bahuku dengan cinta. Sungguh, aku bahagia.

Aku tau. Lewat tulisan tulisan. Meski bukan hanya tulisan yang menentukan, tapi setidaknya aku tau perasaanmu masih hidup dan mampu untuk kucintai. Ah, melalui tulisan pula.. Aku tau kau akan datang. Menghampiriku dan mewujudkan semua impian.

Senyumku terbentur layar ponsel saat membaca pesan darimu. Kudoakan selalu, semoga bahagiamu bersamaku.

Selamat tertidur duhai engkau yang memikat jiwa lewat kata. Aku tau, katamu lebih abadi disini. Di hati ini. Semoga kata kata menjadi cerminan jiwa tuk membuat bidadarimu selalu terpana dibuatnya.

Selamat tidur, Komandan hati! Bangunlah dengan segar pagi nanti, perintahkanlah pasukan rindumu untuk sabar menanti. Sekali lagi, selamat tidur, Komandan sejati.

(Setelah disadur dari catatan Nada Cinta Penikmat Rasa , kolaborasi sajak rindu, oleh Leni Purnama Dewi dan Putri Nabil )

0 komentar:

Posting Komentar

 
;