Selasa, 30 Juni 2015

Sedalam Cinta Si Mawar Pink


Bagaimana rasanya mencintai seseorang dalam diam? Bertepuk sebelah tangan pula?

Ah, sendu sekali prolog di atas. Tapi begitulah realitanya. Kenyataannya, segala yang kita inginkan sering sekali datang terlambat atau tak jarang diganti dengan yang lebih baik oleh sang Maha Kuasa.

Namanya Adam. Sosok laki-laki yang begitu aku kagumi. Aku menganalogikan cintaku kepadanya laksana mawar pink. Tau tidak apa makna dari mawar pink itu? Deep love. Kecintaan dan kekaguman yang mendalam.

Adam baik sekali kepadaku. Dia itu tipe laki-laki yang romantis dan sangat perhatian. Dia sih selama ini menganggapku teman, aku pun seperti itu. Tapi rasanya hati tidak bisa dibohongi. Rasa untuk Adam semakin lama semakin dalam. Parahnya bukan rasa persahabatan, tapi rasa itu menjalar  menjadi cinta yang mendalam.

Kenapa aku menamakan cinta itu mendalam? Hal ini kukatakan karena aku hanya mampu menyimpan rasaku. Gila nya perasaan itu sudah tumbuh selama 7 tahun dan kian lama kian mendarah daging dalam tubuhku.

Selama itu pula, Adam tidak sendiri. Maksudku dia juga sempat memiliki pacar. Hahahaha… coba bayangkan bagaimana perasaanku? Hancur pasti… sakit sudah tentu… tapi bagiku kebahagiaan Adam adalah segalanya.

Faktanya, saat Adam putus dengan perempuannya, aku loh yang ikut merasakan patah hati. Serius nih. Rasanya seluruh tulang rusukku remuk. Persis seperti yang Adam rasakan waktu itu. Waktu itu juga aku menangisi diri, ah seandainya Adam halal bagiku. Sudah kuhapus air matanya, sudah kusodorkan bahuku untuknya, sudah kusiapkan jemariku tuk menggenggam kuat kuat jemarinya, dan tentu sudah kusiapkan telingaku untuk mendengar keluh kisahnya.

Aku merasakan cinta yang berbeda saat mengenal Adam. Tak seperti laki-laki yang pernah dekat denganku, aku merasa hanya dia yang mampu menggetarkan relung hatiku yang terdalam.

Itulah kenapa, sering kusebut namanya di sepertiga malam. Aku bukan mengharapkannya menjadi jodohku. Sungguh keinginanku hanya satu waktu itu. Semoga Allah menetapkan kebaikan untuk Adam dan keluarganya.

Ya habis dia baik bangeeet! Seusiaku dia sampai ngasih hadiah yang menurutku wow banget! 25 tangkai mawar pink. Romantis abis ya, tapi dulu aku cuma bisa cengar-cengir waktu dikasih mawar pink itu. Sebenarnya dia ingin sekali memberiku 100 tangkai bunga mawar pink, tapi uangnya tidak cukup. 25 tangkai itu artinya forever yours sedangkan 100 tangkai bunga mawar pink artinya lebih dahsyat; I will always love you all days. Katanya dia sampai puasa 2 bulan.

Tau tidak kenapa dia memberiku mawar pink? Katanya aku lebih berharga dari apapun. Buktinya aku mau jadi tempat sampah dia saat putus, sabar banget dengerinnya. Sejak saat itu aku sangat memfavoritkan mawar pink.

Kami pun beranjak dewasa. 7 tahun berlalu, dia tetap mengirimiku mawar pink. Ah, perhatian sesederhana itu mampu meluluh lantakan hatiku. Aku jatuh cinta kepadanya. Dalam. Sedalam makna cinta si mawar pink.

Sampai akhirnya kami harus berpisah. Aku menetap di Jakarta. Sedangkan dia harus bekerja di luar Jawa. 6 bulan pertama, dia masih rutin mengirimiku mawar pink. Tapi bulan berikutnya, mawar pink itu tak lantas datang ke rumahku? Selama itupun aku tak mencoba menghubunginya. Aku terlalu malu untuk memulai. Dan dia tahu untuk itu.

Kemana si mawar pink-ku? Bagaimana kabarnya?

Di tengah kegundahanku, akhirnya aku mencoba melacak keberadaan Adam. Mulai dari akun social medianya, hingga teman-teman terdekatnya. Hatiku hancur saat mengetahui apa yang terjadi. Ternyata, di luar kota sana dia telah memiliki pacar.

Bukannya sudah biasa?

Ah, entah mengapa aku tersadar... Adam selama ini telah menyakitiku secara diam dan perlahan. Aku tersadar. Dan itu sangat terlambat. Aku terlambat mengetahui bahwa dia telah menyakitiku.

Aku mengetahui hal itu dari foto-foto yang diunggahnya di akun pribadi milik Adam. Kenapa aku sampai tak tahu? Kenapa aku sampai terhanyut dalam keyakinan bahwa hanya aku yang dicintai Adam?

Aku menangisi dukaku. Kuperhatikan mawar-mawar diberikan oleh Adam sudah layu.  Namun, tidak dengan perasaanku. Perasaanku kian mendalam justru setelah aku disakiti Adam. Tapi aku juga membencinya.

Tidak! Aku tidak yakin! Aku bertanya pada diriku sendiri; bisakah aku membencinya?

Sedangkan perasaanku sudah sedalam makna mawar pink. Karena bagiku dia-lah mawar pink-ku. Selamanya….

Bukankah batas antara benci dan cinta sangat tipis? Bukankah sulit menghilangkan cinta yang telah terpatri dalam dada?

(seperti yang diceritakan seorang teman kepadaku)

0 komentar:

Posting Komentar

 
;