Jumat, 19 Juni 2015

Mau Jadi Rumah Apa Tempat Singgah?

Assalamu’alaikum, yang tadi puasa! :D

Sudah pada buka puasa kan? Pada buka pake apa nih? Aku sih lebih menyarankan kamu berbuka dengan yang hangat-hangat ya, jangan dengan yang manis! karena biasanya manis diawal seringkali berujung kepada pahit di akhir! ((ehhhh, gimanaaa??))

Ohhh ya…  Btw, aku lupaaa!!!!!

Selamat berbuka puasa eaaaa, aha aha aha…

Aku khawatir saja, diantara pembaca disini banyak yang sedang menjalani pacaran ngenes sampai belum buka puasa gara gara belum diucapin “met buka eaa” sama doinya. Wkwkwkwk…

Tulisan ini terinspirasi dari membantu ibu di dapur sore tadi untuk mempersiapkan makanan berbuka. Berkat tidak tidur tadi pula, aku memasak sambil mikir. Aku yang kalo di Pangandaran masak air aja sampe gosong, terus jadinya kalo makan ya dimasakin, nyuci (gak dicuciin), sahur dibangunin, dan jodoh (maunya dicariin) yakaliiii… mau dong kalo dicariin mah :D, dan aku mikir-mikir lagi, “gila, ya.. capek juga masak itu!”

Kalau memasak, jujur deh… aku mah memang baru belajar setahun terakhir. Aku lebih baik dan terampil dalam membuat kue dari pada memasak. Terus kalau beres beres rumah mah, emang sudah dididik sama Ibu dari kecil meski aku baru lepas dari si Bibi pas umur 15 tahun. Jadi, untuk beres-beres, nyuci baju, nyuci piring, nyuci lantai, nyuci muka mantan insya Allah aku bisaa sejak beberapa tahun yang lalu!!!

Tapi kalo masak memang harus punya keterampilan sendiri deh.. ditambah airnya, terus kapan harus masukin bumbu-bumbunya, nambahin gulanya, garemnya, rempah-rempahnya… wahhh banyak deh, girls! Masukin bawang sama bumbu harus duluan bawang dulu, terus harus sampai matang biar ga bau bawang ceunah mah kitu. Dan emang benar, kalo salah tuh gak enak rasanya. Masih mending ga enak kalo malah ngeracunin orang gimana?

So well, aku kayaknya harus punya perhatian khusus di bidang masak memasak ini. Dan aku sangat sangat menikmati, waktu memasak di bulan Ramadhan bersama ibu. Aku jadi tau banyak resep masakan, yang akan sangat berguna sekarang dan tentu ke depannya. Karena dengan masak memasak ini aku sebenarnya mempunyai maksud terselubung dalam mencuri garis start lebih awal supaya kelak bisa menjadi istri yang baik dan sholehah nanti :D

Karena bayangin deh, girls?

Zaman sekarang ini, banyak banget anak-anak gadis yang mulai menyalah arti kata “emansipasi”. Apa itu emansipasi: menurut KBBI nih ya, emansipasi adalah; 1. pembebasan dari perbudakan; 2. persamaan hak dari berbagai aspek kehidupan masyarakat (seperti persamaan hak kaum wanita dng kaum pria): Kartini adalah tokoh -- wanita Indonesia; proses pelepasan diri para wanita dari kedudukan sosial ekonomi yg rendah atau dr pengekangan hukum yg membatasi kemungkinan untuk berkembang dan untuk maju.

Emansipasi memiliki makna yang tentu kalo disalahgunakan bakal bahaya nih. Emansipasi memang ada tetapi itu bukan berarti kita menyalahi takdir dan kodrat kita sebagai seorang perempuan.

Dulu sekali, guru agamaku pernah bilang, mau seperti apapun seorang wanita, kita sebagai perempuan tetap harus ada dalam kodrat “dapur, kasur, dan sumur.” Dan itu benar adanya, aku paham sekali, istri-istri sholihah dan cerdas Rasulullah, tak pernah protes dengan emansipasi, karena perempuan yang benar sholihah akan menyadari dengan sendirinya, bahwa perempuan yang berpikiran cerdas dan merasa telah mengemansipasi dirinya sendiri adalah perempuan yang tau kewajiban dan haknya.

Ibu juga pernah bilang, “setinggi apapun karir seorang perempuan, ke dapur kasur dan sumurlah ia kembali.” Karena hangat dan dinginya sebuah rumah, bersih tidaknya sebuah rumah, serta lapar dan kenyangnya suami dan anak-anak itu tugas seorang Ibu.

Jangan salah, loh. Ibu kita Kartini adalah contoh wanita sholihah juga. Dia menuntut ilmu, bertukar pikiran dengan seorang Belanda tapi tak pernah lupa akan fitrahnya. Dalam islam pun, meskipun wanita wajib berhijab, kodratnya melahirkan dan menyusui, wajib berbakti sama suami, Allah ga pernah mengekang muslimah untuk menuntut ilmu dan berprestasi.

Subhanallah sekali yaaa Nabilaa, bahasanya sekarang berat kaya barbell :”))) hahahahaha *pengen dong sekali kali nge-post yang bermanfaat*

Menyenangkan memang diingati oleh pacar, apalagi pas bulan ramadhan seperti ini dengan kata kata “Met Buka Eaa” “Met Saur Eaa” “Met Sholat Eaa” dan met met yang lainnya. Kesannya memang tak pernah kesepian atau memang ada yang perhatian.

Atau ngabuburit bareng, makan bareng di mall sambil ketawa ketiwi. Aku sudah ga ingin seperti itu lagi sekarang, aku lebih senang di rumah karena bagiku waktu adalah mata uang yang tak ternilai harganya.

Karena sekarang, aku tak ingin hanya menjadi tempat singgah.Tapi aku ingin menjadi rumah yang selamanya membuat orang betah.

Hal ini pula yang membuatku paham kenapa Rasulullah sampai berhadist:

عن أبى هريرة رضي الله عنه قال : جاء رجل إلى رسول الله ص م فقال : يا رسول الله ! من أحق بحسن صحابتى ؟ قال : "أمك" قال : ثم من ؟ قال : " أمك" قال : ثم من ؟ قال :" أمك " قال : ثم من ؟ قال : " أبوك". رواه البخارى

Hadis dari Abu Hurairah ra. Berkata : “Telah datang seorang laki-laki kepada Rasulullah”, kemudian bertanya : “ Wahai Rasulullah”, siapa orang yang lebih berhak untuk dihormati, Rasulullah menjawab : “ Ibumu”, kemudian bertanya lagi : “ kemudian siapa”,  Rasul menjawab : “ Ibumu” kemudian bertanya lagi: “ kemudian siapa “, Rasul menjawab: “ Ibumu”, kemudian bertanya lagi : “ kemudian siapa “, Rasul menjawab :    “ Bapakmu “.

Selamat mewarnai dunia, para calon Ibu! Mari menjadi hadiah terbaik bagi mereka yang (diam-diam) mendoakan kita dalam sujud panjangnya! :)

0 komentar:

Posting Komentar

 
;